Lahirnya SWF Bakal Dongkrak Kinerja Waskita Beton di 2021

Pemerintah telah melahirkan Sovereign Wealth Fund (SWF)/ Lembaga Pengelola Investasi (LPI)

oleh Athika Rahma diperbarui 30 Mar 2021, 12:30 WIB
Pekerja menyelesaikan pembuatan spun pile atau tiang pancang di Plant Karawang PT Waskita Beton Precast, Jawa Barat, Rabu (17/6/2020). Anak usaha PT Waskita Karya yang mampu memproduksi 450 ribu ton per tahun mensuplai kebutuhan akan beton cetak dan pra cetak. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah melahirkan Sovereign Wealth Fund (SWF)/ Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Lembaga ini akan fokus dalam mendongkrak dan merealisasikan komitmen investasi dari penjuru dunia.

Mulai efektifnya SWF tahun ini, menjadi angin segar bagi perusahaan swasta dan BUMN, khususnya di sektor infrastruktur. Seperti salah satunya PT Waskita Beton Precast Tbk.

"Selain periode program vaksinasi massal, implementasi SWF turut merupakan katalis positif bagi emiten (WSBP). Karena pembiayaan sudah bisa melalui SWF," kata Analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama kepada Liputan6.com, Selasa (30/3/2021).

Dijelaskannya, memang kinerja BUMN sektor konstruksi, termasuk Waskita Beton mengalami tekanan. Begitu juga dengan induknya, yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk,.

"Kinerja WSKT dan WSBP sebagai anak usahanya tertekan sepanjang 2020 lebih ke akibat pandemi Covid-19," tegas dia.

Meski demikian, pihaknya mengaku kinerja perusahaan infrastruktur, akan bangkit di 2021 dan masih bisa menjadi pilihan para investor.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Vaksinasi hingga Lahirnya SWF Jadi Angin Segar Kinerja BUMN Konstruksi di 2021

Pekerja merangkai baja untuk pembuatan spun pile atau tiang pancang di Plant Karawang PT Waskita Beton Precast, Jawa Barat, Rabu (17/6/2020). Masa pandemi Covid-19, Waskita Beton Precast melaksanakan rapid test berkala agar tetap menjalankan kualitas produk. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Kinerja sektor infrastruktur/konstruksi menjadi salah satu yang tertekan sepanjang 2020. Maklum saja, sejumlah proyek empat tertunda akibat pandemi Covid-19. Namun, 2021 diprediksi akan menjadi tahun kebangkitan ekonomi, begitu juga proyek-proyek infrastruktur.

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso memandang, banyak hal yang menjadi sentimen positif kinerja perusahaan infrastruktur di 2021, khusunya BUMN.

"Perencanaan pembangunan infrastruktur di 2021 juga belum menjadi fokus program pemerintah. Namun diperkirakan realisasi anggaran proyek infrastruktur diperkirakan akan lebih besar dibandingkan 2020," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (25/3/2021).

Selain itu, realisasi belanja pemerintah tahun ini juga menjadi penggerak sektor infrastruktur. Meski efisiensi perusahaan baik dalam operasional hingga pengadaan barang, tetap harus menjadi fokus perusahaan di 2021.

Dari sisi pembiayaan, pemerintah telah melahirkan Sovereign Wealth Fund (SWF)/ Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Tentunya ini menjadi opsi bagi BUMN sektor konstruksi dalam mencari sumber pendanaan selain dari APBN.

"Kesuksesan penerapan vaksin akan mempengaruhi berbagai sektor industri termasuk infrastruktur. Selain itu lahirnya SWF/LPI yaitu Indonesia Investment Authority tentu akan mengalirkan dana ke berbagai emiten di pasar modal termasuk sektor infrastruktur sehingga menjadi sentimen positif juga," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya