Keluarga: Tersangka Penembakan Brutal di Colorado Punya Gangguan Mental

Kakak pelaku penembakan supermarket Colorado, Ahmad Al Aliwi Alissa, berkata adiknya punya mental illness (gangguan mental).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Mar 2021, 10:03 WIB
Polisi berjaga di tempat kejadian di luar toko kelontong King Soopers tempat penembakan terjadi di Boulder, Colorado (22/3/2021). Peristiwa penembakan mematikan ini tercatat yang kedua kalinya dalam tempo kurang dari sepekan. (AP Photo/David Zalubowski)

Liputan6.com, Boulder - Keluarga pelaku penembakan supermarket di Colorado, Ahmad Al Aliwi Alissa (21), menyebut pemuda itu memiliki gangguan mental. Ahmad disebut paranoid tanpa alasan jelas.

Pelaku penembakan itu lahir di Suriah, namun tumbuh besar di Colorado. Kakaknya bernama Ali Aliwi Alissa (34) bercerita mengenai tingkah laku adiknya yang paranoid, seakan sedang diincar seseorang.

"Saat kami sedang makan siang bersama saudari saya di sebuah restoran, dia (Ahmad) berkata 'ada orang-orang di parkiran, mereka mencari saya.'

"(Kemudian) saudari saya keluar, dan tidak ada siapa-siapa. Kita tidak tahu apa yang terjadi di kepalanya," jelas Ali kepada Daily Beast, Rabu (24/3/2021).

Ali yakin bahwa tindakan adiknya tidak punya nuansa politik. "Itu mental illness," ujar Ali.

Tindakan Ahmad menewaskan 10 orang, termasuk seorang polisi. Pelaku akhirnya menyerah setelah supermarket itu dikepung aparat. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Keluhkan Islamofobia

Kasus penembakan di supermarket Colorado. Dok: AP Photo/David Zalubowski

Profil Facebook Ahmad Al Aliwi Alissa sudah dihapus, namun Daily Beast melaporkan ia kerap membahas isu sosial politik di akunnya.

Pelaku pernah mengeluhkan masalah Islamofobia, seperti yang terjadi di Selandia Baru pada kasus penembakan Christchurch. 

Ia juga mengkritik posisi pemerintahan Donald Trump terkait imigrasi. Selain itu, pelaku menolak hak LGBT. 

Tak hanya itu, ia pernah merasa ponselnya di-hack oleh teman SMA. Ia sampai memposting pertanyaan ke Facebook terkait hukum hacking.

Pihak keluarga berkata juga berkata pelaku pernah di-bully selama masih sekolah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya