Tergiur Arisan Online di Medsos, 2 Wanita di Palembang Tertipu Puluhan Juta

Dua orang wanita di Kota Palembang Sumsel melaporkan kasus penipuan dengan modus arisan online ke Polda Sumsel.

oleh Nefri Inge diperbarui 10 Feb 2021, 01:30 WIB
Ilustrasi Mata Uang Rupiah. Kredit: Mohamad Trilaksono (EmAji) via Pixabay

Liputan6.com, Palembang - Kasus penipuan dengan modus arisan online, sudah kerap dilaporkan ke aparat kepolisian. Namun masih saja ada oknum penipu yang kembali berhasil mengelabui para korbannya.

Hal inilah yang dialami TA (19) dan UL (24). Dua orang wanita asal Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) ini, menjadi korban penipuan arisan online.

Mereka pun harus merelakan uang hingga puluhan juta, karena pemilik arisan online yang tiba-tiba hilang dari peredaran.

Tak terima uangnya raib, mereka akhirnya melaporkan kasus penipuan online yang dilakukan MLD, ke SPKT Polda Sumsel.

Diungkapkan TA, awalnya dia tergiur dengan arisan online tersebut, karena banyaknya endorse dan testimony yang ditampilkan di akun media sosial (medsos) MLD.

"Saya ikut 3 slot, ada yang Rp1,7 juta, Rp4 juta dan ada yang Rp20 juta. Yang slot kecil Rp1,7 juta sudah pernah pencairan,” ujar warga Palembang ini, Selasa (9/2/2021).

Karena tergiur dengan bonus yang menjanjikan, TA kembali memasang arisan online sebesar Rp4 juta dan Rp20 juta.

Namun hingga kini, tidak ada kejelasan tentang perputaran uang arisannya. Bahkan terlapor tidak bisa dihubungi lagi.

"Membernya hampir mencapai 300 orang, ada 181 member arisan sudah menjadi korban penipuan. Total kerugian seluruhnya Rp1,4 miliar,” katanya di Palembang.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

2 dari 2 halaman

Tertipu Miliaran Rupiah

Dua orang wanita asal Kota Palembang Sumsel melapor ke SPKT Polda Sumsel, karena telah menjadi korban penipuan arisan online di medsos (Liputan6.com / Nefri Inge)

UL (24), korban lainnya juga mengakui jika awalnya dia memasang dana arisan sebesar Rp10 juta, dan sudah cair di bulan Oktober 2020 lalu.

Karena merasa dana yang dipasang kecil, dia kembali lagi memasang dengan jumlah yang lebih besar di bulan November 2020 dan tidak ada lagi kelanjutannya.

“Korbannya banyak, dari mahasiswa sampai ibu rumah tangga. Tidak hanya di Palembang saja, bahkan ada yang orang Jakarta juga yang ikut. Kami Cuma ingin pelunasan saja,” ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya