Kata Wali Kota Depok Soal Pasien Covid-19 Meninggal di Taksi Daring

Seorang pasien Covid-19 asal Depok dilaporkan meninggal dunia di taksi daring lantaran ditolak sejumlah rumah sakit.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 19 Jan 2021, 13:24 WIB
Wali Kota Depok, Mohammad Idris mulai bekerja kembali di Balai Kota Depok, Senin (7/12/2020). (Foto:Liputan6/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Depok - Wali Kota Depok, Mohammad Idris akhirnya angkat bicara menanggapi kabar pasien Covid-19 yang meninggal di taksi daring karena ditolak sejumlah rumah sakit (RS).

Idris mengatakan, pasien Covid-19 tersebut saat itu datang sendiri ke salah satu rumah sakit di Kota Depok. Saat itu pasien dimintai uang, kemudian dia mencari RS lain dan mendapatkan jawaban bahwa rumah sakit penuh.

"Mencari rumah sakit lain penuh dan penuh," ujar Idris, Selasa (19/1/2021).

Karena rumah sakit penuh, akhirnya pasien memutuskan untuk pulang ke rumah. Karena mobil ambulans banyak yang terpakai, pasien berinisiatif menyewa taksi daring untuk pulang ke rumahnya.

"Di tengah jalan sebelum sampai ke rumah sudah meninggal, itu kondisinya," terang Idris.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Ruang ICU Covid-19 di Depok Penuh

Load More
Pengendara motor bermasker memasuki kawasan Kota Depok, Jawa Barat, Minggu (12/4/2020). Menteri Kesehatan menyetujui menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kota Depok yang akan dimulai, Rabu (15/4) dalam pencegahan meluasnya COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Lebih lanjut, Idris menuturkan, bahwa ruang ICU untuk pasien Covid-19 di Kota Depok sudah penuh.

Idris mengaku telah mengecek jumlah ICU yang bisa digunakan, karena tadi pagi ada yang membutuhkan ruang perawatan intensif tersebut. Warga yang membutuhkan ICU juga telah menelepon 34 rumah sakit di Jakarta, dan semuanya penuh.

"Bayangkan Jakarta segede apa, lah Depok. Depok tetap demikian kita usahakan, Insyaallah ICU di RSUD akan ditambah lagi," tutup Idris.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya