Catat, 3 Makanan Rendah Karbohidrat yang Tak Baik untuk Diet

Satu fakta yang perlu Anda ingat yaitu makanan rendah karbohidrat bukan berarti makanan itu sehat.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 05 Jan 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi makan makanan manis./Copyright shutterstock.com/g/wayhome

Liputan6.com, Jakarta Satu fakta yang perlu Anda ingat yaitu makanan rendah karbohidrat bukan berarti makanan itu sehat. Terlebih lagi, label rendah karbohidrat juga tidak berarti akan membantu Anda menurunkan berat badan.

Namun terlepas dari fakta tersebut, banyak perusahaan berlomba-lomba memprodukksi alternatif rendah karbohidrat atas banyaknya konsumen yang berminat membayarnya. Menurut data yang diterbitkan di Yale Journal of Biology and Medicine pada bulan Juni 2010, jumlah makanan dengan pemanis buatan (yang menurunkan jumlah karbohidrat makanan tersebut) meningkat dari 369 ke 2346 antara tahun 1999 dan 2004. Dan makanan yang dibuat dengan pengganti gula dan alternatif rendah kalori semakin populer.

Namun makanan dengan pemanis buatan tersebut memiliki kelemahan besar. Ahli gizi terdaftar, Dawn Jackson, RD bahkan mengatakan, makanan dengan pemanis buatan justru menyabotase upaya penurunan berat badan Anda, dilansir dari Livestrong.

Berikut ini 3 makanan rendah karbohidrat terburuk yang sebaiknya Anda hindari, baik untuk diet maupun demi kesehatan Anda.

1. Diet Soda

Diet soda memang tidak mengandung karbohidrat, tetapi memasukkannya ke dalam program penurunan berat badan, dianggap sebagai langkah kontroversial di antara para ahli. Beberapa pengganti gula, seperti sakarin, yang ada di Sweet'N Low, ditemukan memiliki efek berlawanan yang orang harap membelinya untuk diet.

Dalam sebuah studi Mei 2019 di The American Journal of Clinical Nutrition yang meneliti orang dewasa dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Mereka yang suka minuman yang dimaniskan dengan sakarin selama empat minggu, bertambah berat badannya, sebagaimana bertambahnya berat orang yang minum minuman manis dengan gula. Menariknya, minuman yang dimaniskan dengan gula mengandung ratusan kalori, sedangkan minuman yang dimaniskan dengan sakarin tidak lebih dari lima kalori.

Studi tersebut juga membuat peserta mengonsumsi minuman manis dengan alternatif pemanis lain seperti aspartam dan rebA. Nah, kelompok ini tidak bertambah berat badannya. Sementara peserta yang mengonsumsi sukralosa (pemanis buatan), kehilangan berat badan dan makan lebih sedikit selama periode 4 minggu penelitian. 

Beberapa ahli percaya ketika Anda memilih minum diet soda, Anda cenderung mengimbanginya dengan pilihan kalori yang lebih tinggi. Misalnya, mungkin Anda memesan dan menyantap makanan penutup karena memilih diet soda.

Penelitian yang dirilis di American Journal of Clinical Nutrition per tahun 2009, menyatakan minuman seperti diet soda sebenarnya meningkatkan nafsu makan, itu berarti Anda akan kelebihan kalori sama halnya dengan Anda mengonsumsi soda biasa.

Oleh karena itu, pertimbangkan untuk tidak mengonsumsi diet soda sama sekali atau setidaknya memilih diet soda dengan bijak. Anda mungkin ingin memilih yang pemanisnya adalah sukralosa untuk memanjakan diri, namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan manfaat dari jenis pemanis tersebut. Adapun alternatif yang lebih baik yaitu infused water dari buah asli.

 

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

2. Dibuat dengan sugar alkohol

Sumber: Freepik

Banyak makanan kemasan yang membanggakan kandungan karbohidratnya yang rendah, namun jarang yang mengutarakan di label depan kemasan bahwa mereka bergantung pada sugar alcohol untuk menghilangkan bahan alami. Adapun sugar alcohol biasanya muncul dengan nama: manitol, Alkohol gula mungkin muncul di bawah nama berikut pada daftar bahan: manitol, sorbitol, xylitol dan erythritol. Jika Anda menemukan bahan berakhiran "-ol" yang tidak Anda kenali, kemungkinan besar itu juga sugar alcohol.

Masalahnya, jika berdasarkan Cleveland Clinic, sugar alcohol diubah menjadi glukosa lebih lambat daripada gula biasa dan membutuhkan sangat sedikit insulin untuk dicerna, yang menjadikannya pilihan yang lebih ramah diabetes daripada gula konvensional.

Meskipun makanan yang dimaniskan dengan bahan tersebut mungkin rendah karbohidrat, namun bukan berarti makanan tersebut bebas kalori. Itu artinya, jika Anda memakannya secara berlebihan, Anda bisa menambahkan berat badan.

"Bahkan makanan manis rendah karbohidrat seperti sereal dan cokelat dapat membuat Anda tidak bisa menghentikan kebiasaan mengidam semua jenis makanan manis, sepanjang waktu," kata Blatner. Selain itu, karena tidak sepenuhnya diserap oleh lambung, bahan tersebut diketahui memiliki efek pencahar, dan dapat menyebabkan gas, kembung, dan ketidaknyamanan perut secara umum. Dan makanan manis secara umum cenderung memberikan kalori dan sedikit nutrisi (alias kalori kosong), yang dapat memicu penambahan berat badan.

3. Makanan kemasan 'keto-friendly' yang tinggi lemak jenuh

Makanan tinggi lemak jenuh sebaiknya Anda hindari untuk menjaga berat badan yang sehat dan untuk kesehatan jantung. Jika Anda sedang diet, mungkin Anda sudah menjauhi camilan padat lemak.

Makanan berlemak lebih tinggi kalorinya daripada protein dan karbohidrat, sehingga mengonsumsinya secara berlebihan adalah metode yang cukup andal untuk menambah berat badan.

Meskipun demikian, pola makan yang berfokus pada lemak seperti diet keto, cukup populer, padahal cara tersebut berlawanan dengan prinsip diet pada umumnya yang lebih memilih mengurangi karbohidrat. Maka dari itu, camilan yang direkomendasikan untuk diet keto-pun cenderung sarat dengan lemak jenuh (dari bahan-bahan seperti kelapa dan minyak sawit) serta pengganti gula dan / atau isolat protein.

Menurut Blatner, padahal protein itu sendiri sudah mencukupi kebutuhan kalori untuk tubuh, tapi ditambah isolat protein (merupakan sari pati protein/murni protein yang tidak mengandung lemak dan laktosa) yang menurut prinsip mereka masih diperlukan. Isolat protein biasanya ditemukan dalam kandungan suplemen yang cocok untuk orang yang alergi laktosa. Sayangnya, isolat protein ini berbeda dengan protein biasa yang membantu Anda tetap kenyang. Isolat protein justru membuat Anda menginginkan lebih banyak makan, yang berujung hal ini akan merusak tujuannya (menurunkan berat badan).

Blatner menambahkan bahwa makanan berprotein utuh seperti kacang-kacangan, kacang-kacangan, dan biji-bijian adalah cara yang lebih dapat diandalkan dalam memenuhi nutrisi seimbang dan memastikan Anda mendapatkan semua yang dibutuhkan tubuh dan tidak menambahkan apa yang tidak dibutuhkan.

Penelitian yang dipublikasikan Oktober 2020 di Medicine menunjukkan bahwa mengikuti diet keto dapat membantu Anda menurunkan berat badan dalam jangka pendek, tetapi mungkin tidak bertahan lama. Penelitian menunjukkan bahwa diet ketogenik tidak akan mencegah atau justru mengembalikan obesitas dan tidak baik untuk kesehatan jantung Anda secara keseluruhan.

Cara menurunkan berat badan yang lebih baik

Daripada menolak karbohidrat dan mengikuti pola diet yang berfokus pada lemak, ketahuilah bahwa Anda dapat menurunkan berat badan dengan mengikuti pola makan yang lebih moderat. Diet mediterania misalnya, berfokus pada makanan bergizi dan mudah diaplikasikan untuk jangka panjang yang juga manfaatnya menurunkan berat badan. Jenis makanan mereka dipenuhi makanan nabati, lemak sehat, biji-bijian, ikan dan unggas. US News & World Report menempatkan diet Mediterania sebagai diet terbaik secara keseluruhan.

Intinya, makanan yang paling baik masih seperti buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak yang belum diolah demi keajaiban turunnya berat badan.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar

Infografis 5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya