MU Gagal di Liga Champions Karena Rasa Takut De Gea

Paul Scholes mengkritik David De Gea yang dinilai ketakutan saat menghalau bola masuk ke gawang MU di pertandingan lawan RB Leipzig.

oleh Defri Saefullah diperbarui 10 Des 2020, 14:00 WIB
Kiper Manchester United, David de Gea, tampak lesu saat melawan RB Leipzig pada laga Liga Champions di Red Bull Arena, Rabu (9/12/2020). MU takluk dengan skor 3-2. (ANNEGRET HILSE / POOL / AFP)

Liputan6.com, Manchester - Manchester United (MU) gagal lolos ke fase knock out Liga Champions 2020-2021. MU harus puas main di Liga Europa usai kalah 2-3 dari RB Leipzig di laga terakhir penyisihan grup.

Legenda MU, Paul Scholes pun langsung memberikan analisanya. Mantan gelandang, yang kerap dijuluki "Si Jahe" karena kritikan pedasnya, ini menilai kegagalan ini disebabkan oleh kiper David de Gea.

Scholes menilai De Gea terlalu ketakutan badannya bakal kesakitan saat menahan bola tembakan pemain RB Leipzig.

"David De Gea, dia yang pantas disalahkan. Dia takut badannya sakit. Anda tak seharusnya melakukan penyelamatan seperti itu," kata Scholes seperti dikutip Marca.

"Harry Maguire itu seperti kayu dan kaku, De Gea sebagai kiper Anda harusnya membuat penyelamatan terbaik sebisa mungkin."

 

Saksikan Video MU di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Jangan Takut Luka

Kiper Manchester United, David De Gea, mengalami cedera saat timnya bersua Southampton di St. Mary's Stadium pada laga pekan ke-10 Premier League, Minggu (29/11/2020) malam WIB. (Mike Hewitt / POOL / AFP)

 

Risiko kiper memang besar. Seorang kiper bisa terluka karena menubruk tiang saat melakukan penyelamatan.

Namun Scholes menilai itu sebagai sesuatu yang wajar untuk dilakukan.

"Muka Anda mungkin terbentur atau terluka, tapi De Gea memilih jauhi itu. Dia seakan membuat dirinya jadi lebih kecil. Itu tindakan kriminal buat kiper berpengalaman," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Disambut Mourinho

Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho, menganggap Manchester United atau MU berpotensi memenangkan gelar Liga Europa musim ini. Setan Merah terpaksa bermain di strata kedua kompetisi antarklub Benua Biru itu setelah gagal menembus babak 16 besar Liga Champions 2020.

MU tersingkir setelah di laga terakhir babak penyisihan grup H kalah 2-3 dari RB Leipzig. Hasil ini menempatkan Setan Merah di urutan ketiga klasemen akhir dan berkesempatan tampil di Liga Europa.

"Liga Champions terkadang lebih sulit dari yang lainnya. Contohnya di MU, saat kami kalah di kandang lawan Juventus, kami harus ke Turin dan menang di sana untuk lolos dari grup sulit, juga melawan Valencia," kata Mourinho.

 

4 dari 4 halaman

Favorit Juara

 

Karena itu bagi Mourinho, kehadiran MU bakal membuat persaingan di Liga Europa semakin ketat karena Setan Merah sejatinya bukanlah penghuni kasta kedua kompetisi Benua Biru tersebut.

"Dan tentu saja, MU menjadi salah satu favorit untuk memenangkan Liga Europa. Tim yang terlempar dari Liga Champions selalu jadi tim yang kuat. Sebab normalnya mereka bukan tim yang seharusnya berada di kompetisi Liga Europa," kata Mourinho seperti dilansir dari Metro.co.uk.

Mourinho menambahkan, MU merupakan salah satu tim teratas. Namun grup yang juga dihuni bersama PSG, dan Leipzig juga menurutnya bukanlah grup mudah. "Kita semua tahu, kalau itu tidak mudah bagi mereka sebab salah satu tim papan atas harus tersingkir dari grup itu," bebernya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya