Dihajar Pandemi, Bisnis Jalan Tol Tetap Berjalan Baik di Indonesia

Pandemi virus Corona Covid-19 menghajar sebagian besar lini industri di Tanah Air. Namun, untuk bisnis transportasi, seperti jalan tol, ternyata tidak berdampak signifikan

oleh Arief Aszhari diperbarui 22 Nov 2020, 15:10 WIB
Suasana arus lalu lintas yang terlihat padat di dua arah Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Sabtu (25/3). Kemacetan arah tol Cikampek- Jakarta disebabkan imbas penyempitan jalan lantaran adanya proyek pembangunan LRT. (Liputan6.com/Gempur M. Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus Corona Covid-19 menghajar sebagian besar lini industri di Tanah Air. Namun, untuk bisnis transportasi, seperti jalan tol, ternyata tidak berdampak signifikan.

Dijelaskan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, pembuktian tersebut bisa dilihat dari pemulihan sektor ini yang sangat cepat. Selain itu, BUMN tol, PT PT Jasa Marga Tbk (JSMR) masih mencetak untung semester I tahun ini dan diprediksi berlanjut hingga akhir tahun.

"Ada dua hal yang menjadi perhatian BPJT selama pandemi Covid-19. Pertama, keyakinan konsumen bahwa jalan tol masih aman digunakan. Apalagi, sejumlah rest area sudah menerapkan protokol kesehatan ketat. Kedua, dari sisi keyakinan investor, bahwa sektor jalan tol bisa pulih dengan cepat," ujar Danang dalam diskusi virtual Bisnis Sistem Transportasi di Tengah Pandemi, Sabtu (21/11/2020).

Sementara itu, Plt. Anggota BPJT Unsur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mahbullah Nurdin menegaskan, trafik jalan tol memang sempat turun tajam pada April-Juni 2020 berkisar 50-60 persen.

Bahkan, di beberapa ruas, penurunan mencapai 80 persen. Namun, memasuki November 2020, trafik sudah mendekati level normal, yakni 90 persen. Di tol JORR, trafik sudah normal.

Dia menambahkan, pembangunan jalan tol masuk sasaran utama pembangunan infrastruktur 2020-2024. Jalan tol masuk klaster infrastruktur ekonomi, dengan target waktu tempuh jalan utama pulau sekitar 2,2 jam per 100 km. Selama 2020-2024, dia menerangkan, pemerintah menargetkan pembangunan tol baru mencapai 2 ribu kilometer dan jalan nasional baru 2,5 ribu kilometer.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Transformasi Jalan Tol

Menurut Nurdin, transformasi bisnis jalan tol di Indonesia terdiri atas empat tahap. Pertama, inisiasi yang dimulai pada 1978-2005, lalu konsolidasi 2005-2014, akselerasi 2014-2019, dan TIM pada 2019-2014.

Dia menegaskan, transformasi berarti penciptaan nilai tambah, lalu inovasi berarti tumbuhnya gagasan baru, serta modernisasi yang menekankan pada pengalaman pengguna tol serta manajemen jalan tol. Modernisasi meliputi sistem transaksi, lalu lintas, dan aset infrastruktur.

"Salah satu modernisasi yang kami lakukan adalah sistem pembayaran. Sistem transaksi tol berubah dari tunai menjadi nontunai. Ke depan, kami akan masuk MLFF (multilane free flow) yang masih dalam tahap pelelangan," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Pilihan:

Infografis 4 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Siap Beroperasi Pertengahan 2019.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya