Ketua BPS Sebut Banyak Masyarakat Yakin Tidak Akan Tertular Covid-19

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, masih banyak masyarakat yang yakin tidak akan terpapar virus Covid-19.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 28 Sep 2020, 20:36 WIB
Petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) saat swab test massal di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Depok, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Swab test massal untuk mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 ini dapat memeriksa 180 orang per hari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, masih banyak masyarakat yang yakin tidak akan terpapar Covid-19.

Hal ini merujuk hasil survei yang dilakukan BPS pada 7-14 September 2020, dengan 90.967 responden di seluruh Indonesia.

"Masih kelihatan bahwa 17% dari 100, responden mengatakan bahwa mereka sangat tidak mungkin tertular Covid-19. Jadi masih ada 17%, saya pikir ini persentase lumayan tinggi," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Youtube BNPB, Senin (28/9/2020).

"Jadi mereka yakin tidak akan tertular atau tidak mungkin tertular," lanjut dia.

Menurut dia, persepsi tersebut berkaitan erat dengan tingkat pendidikan masyarakat. Di mana, yang tingkat pendidikannya cenderung rendah, meyakini tak tertular Covid-19.

"Jika tingkat pendidikan rendah, mereka yakin bahwa mereka pasti tidak akan tertular. Tapi kalau pendidikan tinggi, kesadarannya sudah tinggi sehingga persentase nya menurun," ungkap Suhariyanto.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah perlu bekerja lebih keras agar masyarakat menyadari bahaya Covid-19. Dengan begitu, masyarakat juga akan semakin meningkatkan kewaspadaannya dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Perlu terus-menerus digalakkan bahwa siapapun itu bisa terkena risiko, karena Covid-19 tidak mengenal umur, jenis kelamin, pendidikan, status sosial. Jadi pemahaman masyarakat menjadi lebih komplit sehingga mereka menjaga karena siapapun bisa terkena," tutur Suhariyanto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Dipatuhi

Suhariyanto juga menyampaikan, dalam survei tersebut, penerapan protokol kesehatan seperti, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan belum dipatuhi secara konsisten. Hasil survei menunjukkan bahwa 92% responden disiplin dalam memakai masker.

Namun, hanya 75,38% responden yang mencuci tangan selama 20 detik. Kemudian, penerapan menjaga jarak baru diterapkan oleh 73,54% responden.

Dia menekankan, pentingnya penerapan protokol kesehatan tersebut dilakukan secara paralel. Sehingga, masyarakat dapat benar-benar terhindar dari penularan virus.

"Penerapan 3M itu harus pararel karena pakai masker tanpa jaga jarak tidak ada gunanya juga," jelas Suhariyanto.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya