Meski Turun, Investasi di Indonesia Kian Merata

BKPM mencatat realisasi investasi semester I tahun 2020 Penanaman Modal Asing (PMA) di Jawa dan Luar Jawa berimbang.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Sep 2020, 11:20 WIB
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi semester I tahun 2020 Penanaman Modal Asing (PMA) di Jawa dan Luar Jawa berimbang.

“PMA nya Rp 195,6 triliun atau sama 48,6 persen. Kemudian investasi ini juga sudah mulai mendekati pada apa yang disebut investasi yang berkualitas sebab Jawa dan luar Jawa mulai berimbang,” Bahlil dalam HSBC Economic Forum, Rabu (16/9/2020).

Di mana realisasi investasi untuk luar Jawa sebesar Rp 193,7 triliun atau 48,1 persen. Sementara untuk Jawa Rp 208,9 triliun atau 51,9 persen. Menurutnya, data ini memperlihatkan bahwa sesungguhnya para investor telah melirik untuk menanamkan modalnya tidak hanya di Jawa tapi juga di luar Jawa, sehingga investasi kian merata.

Selain itu, ia menambahkan realisasi investasi PMA di Jawa dan di luar Jawa itu berasal dari perolehan realisasi investasi pada semester I 2020 yang mencapai kurang lebih Rp 402,6 triliun. Dimana komposisinya adalah Penanaman Modal Dalam Negeri Rp 207 atau 51,4 persen.

Kenapa PMA di semester 1 tahun 2020 bisa berimbang? Kata Bahlil, hal tersebut lantaran pada 5 tahun kemarin dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla Periode 2014-2019 telah mampu membangun infrastruktur yang masif.

“Infrastruktur itulah instrumen awal untuk kemudian bagaimana para investor menarik hatinya untuk bisa melakukan investasi di daerah. Dan tentu dengan melakukan investasi ini mampu mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi termasuk pada pertumbuhan ekonomi Kawasan,” ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Investasi Turun

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan saat diskusi panel V Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Rabu (13/11/2019). Panel V itu membahas penyederhanaan regulasi dan reformasi birokrasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sehingga terwujud apa yang dicita-citakan untuk masyarakat adil dan makmur dari Aceh sampai Papua. Menurut Bahlil, tentu orang akan bertanya kenapa ketika di kuartal pertama realisasi investasi kita landai-landai saja.

Ia menjelaskan hal itu dikarenakan dampak covid-19, begitupun di kuartal kedua realisasi investasi Indonesia mulai menurun. Ia menyebut realisasi investasi Indonesia berada di angka Rp 190,2 triliun di kuartal kedua.

“Jadi total untuk semester pertama sudah mencapai Rp 400 triliun lebih atau sama dengan 49,8 persen. Nah ini sebuah tantangan untuk kita semua bahwa mendorong investasi di era pandemi covid-19 belum ada rumusnya dan bahkan saya ingin menyatakan tidak ada satu negara pun yang bisa melakukan sebuah strategi yang pas untuk menghadapi kondisi seperti sekarang ini,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya