Harga Jual Emas UBS di Pegadaian Capai Rp 1.047.000 per Gram

PT Pegadaian (Persero) menjadi salah satu BUMN yang saat ini menjual emas.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Agu 2020, 12:20 WIB
Pekerja merapikan emas di galeri 24 Pegadaian, Tangerang, Selasa (7/7/2020). Harga emas Pegadaian khusus batangan 1 gram cetakan Antam hari ini naik Rp 4.000 atau 0,42% ke level Rp 950.000/gram dari harga hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) menjadi salah satu BUMN yang saat ini menjual emas. Tak hanya emas produksi Antam, Pegadaian juga menjual emas UBS.

UBS merupakan jenis emas batangan produksi PT Untung Bersama Sejahtera yang merupakan perusahaan swasta pembuat berbagai perhiasan emas yang sudah berdiri sejak tahun 1981 di Surabaya.

Pada perdagangan hari ini, Senin (3/8/2020), harga emas UBS di Pegadaian mengalami kenaikan Rp 22 ribu per gram menjadi Rp 1.047.000 per gram.

Layaknya emas Antam, emas UBS ini juga kerap menjadi produk investasi bagi masyarakat. Setiap hari, harga emas ini juga selalu berubah.

Berikut daftar emas UBS per 13Agustus 2020, yang dijual PT Pegadaian:

* Pecahan 0,5 gram Rp 554.000

* Pecahan 1 gram Rp 1.047.000

* Pecahan 2 gram Rp 2.066.000

* Pecahan 3 gram KOSONG

* Pecahan 5 gram Rp 5.162.000

* Pecahan 10 gram Rp 10.228.000

* Pecahan 25 gram Rp 25.548.000

* Pecahan 50 gram Rp 51.055.000

* Pecahan 100 gram Rp 101.101.000

* Pecahan 250 gram Rp 252.560.000

* Pecahan 500 gram Rp 499.811.000

* Pecahan 1.000 gram Rp 994.476.000.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Harga Emas Masih Terus Naik

Pekerja menunjukkan emas di galeri 24 Pegadaian, Tangerang, Selasa (7/7/2020). Harga emas Pegadaian khusus batangan 1 gram cetakan Antam hari ini naik Rp 4.000 atau 0,42% ke level Rp 950.000/gram dari harga hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 Harga emas masih akan terus melanjutkan kenaikan pada pekan ini. Analis dan pelaku pasar modal yakin bahwa harga emas masih akan terus melaju dan akan berada di atas level USD 2.000 per ounce.

Kebijakan stimulus yang dijalankan oleh beberapa negara akan mendorong kenaikan harga emas. Selain itu kebijakan suku bunga rendah juga ikut membantu harga emas terus mencetak rekor tertinggi.

Namun, kemungkinan besar pada pekan ini harga emas akan mengalami tekanan sedikit karena adanya aksi ambil untung dari pelaku pasar. Harga emas telah mencetak kinerja terbaik dalam 8 tahun terakhir.

Mengutip Kitco, Senin (2/8/2020), Kepala Riset komoditas Commerzbank Eugen Weinberg mengatakan bahwa harga emas terlalu panas untuk terus berada di atas level USD 2.000 per ounce.

"Para pedagang sudah pasti akan menjalankan aksi ambil untung. Tetapi kebijakan moneter global akan menurunkan nilai mata uang dan membantu harga emas sepanjang sisa tahun ini," jelas dia.

Direktur Pelaksana RBC Wealth Management George Gero menambahkan, dengan momentum yang kuat di pasar komoditas, sulit untuk melihat harga emas akan lebih rendah dalam waktu dekat.

"Saat ini emas adalah satu-satunya safe-haven bagi orang-orang. Sedangkan keseimbangan mata uang juga tengah terganggu," katanya.

Namun, dengan beberapa kali sempat menembus rekor tertingi, harga emas akan sulit dikendalikan. Orang perlu lebih berhati-hati dengan memilih kapan waktu yang tepat untuk membeli dan kapan untuk menjual.

3 dari 3 halaman

Rekomendasi

Emas batangan terlihat di galeri 24 Pegadaian, Tangerang, Selasa (7/7/2020). Kenaikan harga emas Pegadaian khusus batangan 1 gram cetakan Antam di tengah lonjakan kasus virus corona menjaga permintaan untuk safe havenlogam mulia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible merekomendasikan investor untuk membeli. Dia menambahkan bahwa koreksi pasar yang dangkal saat ini adalah indikasi kekuatan harga emas untuk kembali menguat.

"Saya pikir Anda tidak harus membeli saat berada di atas USD 2.000 per ounce. Cari waktu yang telah untuk membeli di kisaran USD 1.900 per ounce." kata dia.

Namun ada juga analis yang melihat harga emas akan jatuh pada pekan ini. "Harga emas secara mengejutkan bisa hancur dan berada di bawah level psikologis USD 2.000 per ounce pada minggu ini," kata analis senior di FXTM Lukman Otunuga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya