Liputan6.com, Jakarta Seorang pemuda 24 tahun dilaporkan meninggal dunia dengan kondisi trombosis vena atau Deep Vein Thrombosis. Bukan karena infeksi virus Corona, namun akibat terlalu lama bermain gim saat lockdown.
Kejadian ini diungkap oleh ayah pemuda bernama Louis O'Neill itu. Dalam sebuah unggahan di media sosial, Stanley Greening menceritakan bagaimana ia kehilangan putranya.
Advertisement
Stanley menceritakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada 3 Juni yang lalu.
"Putra saya, putra kesayangan saya, meninggal dunia. Bukan dari virus jahat tetapi karena lockdown terkutuk ini," kata pria 56 tahun itu seperti dikutip dari New York Post pada Jumat (3/7/2020).
"Setelah cuti, dia beralih ke dunia gim untuk pelariannya. Terperangkap di dunia maya sehingga menjadi kurang aktif," kata pria asal Harlington, Bedfordshire, Inggris ini.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Sempat Tak Enak Badan
Dua minggu sebelum kematian Louis, Stanley sesungguhnya sudah diberitahu bahwa putranya tidak enak badan. Ia bahkan sempat kehilangan keseimbangan dan pingsan.
Stanley sempat menelepon nomor darurat. Mereka memberitahu bahwa kondisi itu mungkin saja disebabkan karena keracunan makanan.
Namun kondisinya terus memburuk dan Louis mulai mengeluh tentang kakinya yang sakit. 3 Juni lalu, dia dinyatakan meninggal dunia.
Stanley mengatakan, Louis sudah dirumahkan dari pekerjaannya sebagai pelatih sepak bola di Center Parcs Hertfordshire sejak pertengahan Maret karena pandemi. Sejak itu, ia menghabiskan waktu dengan bermain gim secara daring.
"Waktu berlalu saat dihabiskan di layar. Saya telah melakukannya sendiri berkali-kali. Namun, tidak ada seorang pun, tidak ada yang dapat memprediksi penggumpalan darah. Dan begitulah, itu membuat putra saya meninggal," kata Stanley dikutip dari Mirror.
Advertisement
Korban Tersembunyi Akibat Lockdown
Inilah yang membuat Stanley memperingatkan orangtua lain. Dia berharap, agar putranya akan tetap hidup bersama dengan apa yang ia sebarkan.
Selain itu, dia juga berharap agar orang-orang juga sadar akan risikonya, termasuk pada lansia dan juga ketika di pesawat.
"Karena semakin banyak kita bekerja dari rumah, kemungkinan besar Anda tidak turun dari kursi sebanyak yang kita butuhkan. Berdiri, berjalan-jalan, dan tolong peringatkan anak-anak Anda."
Kepada media setempat, Stanley mengatakan kematian putranya sesungguhnya bisa dicegah. "Inilah bagian menyakitkannya. Ada banyak korban tersembunyi dari lockdown."