Terapi Bertani Menyehatkan Jiwa ala Puskesmas Kasihan II Bantul

Penanggulangan masalah kesehatan jiwa dilakukan Puskesmas Kasihan II Bantul melalui upaya kesehatan yang komprehensif mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 21 Jun 2020, 16:33 WIB
Terapi Bertani Menyehatkan Jiwa ala Puskesmas Kasihan II Bantul

Liputan6.com, Bantul - Stigma terhadap penderita [gangguan jiwa ](4269225/ "")belum benar-benar hilang. Masih sering kita dengar sebutan 'orang gila' untuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Tindakan diskriminatif pun sering dialami ODGJ, dari penghinaan, pengusiran, sampai penganiayaan. Ada juga tindakan ekstrem yaitu pemasungan, kadang oleh keluarga sendiri.

Kabar baiknya, sejumlah pemangku kepentingan berinisiatif merangkul para penderita gangguan jiwa untuk disembuhkan. Salah satunya Puskesmas Kasihan II Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Melalui Program Kesehatan Jiwa, Puskesmas Kasihan II Bantul menyelenggarakan Tri Upaya Bina Kesehatan Jiwa secara lintas program dan lintas sektor. Penanggulangan masalah kesehatan jiwa dilakukan melalui upaya kesehatan yang komprehensif mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

“Kami berinovasi dengan membentuk dan membina Gelimasjiwo, singkatan dari Gerakan Peduli Masyarakata Sehat Jiwa,” kata Pelaksana Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Kasihan 2 Bantul, Siti Mulyani, di Bantul, Minggu (22/6/2020).

Terapi Bertani Menyehatkan Jiwa ala Puskesmas Kasihan II Bantul
Gerakan kepedulian terhadap ODGJ ini untuk mencegah kekambuhan, menurunnya kualitas hidup pasien dan keluarga, pemasungan, serta kesulitan mengakses pengobatan.Ada sepuluh pelayanan Gelimasjiwo di antaranya Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM), salah satunya berupa keterampilan pertanian.

Kegiatan pertanian secara teknis dipimpin Bhabinkamtibmas Polsek Kasihan Bripka Budi Sunaryo. Adapun pemantauan kestabilan ODGJ dilakukan Pelaksana Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Kasihan 2 bersama kader pendamping.

Para ODHJ diajak turun ke sawah dan bertani. Tanah milik Pemerintah Desa Ngestiharjo di wilayah Sutopadan seluas 400 meter persegi itu ditanami jagung, cabai, bayam dan kangkung organik.

“Bertani melatih kesabaran, melatih fisik, meningkatkan daya tahan daya tahan karena sekaligus berjemur dan berolahraga. Di masa pandemi Covid-19 ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kekebalan tubuh,” kata Siti.

Terapi Bertani Menyehatkan Jiwa ala Puskesmas Kasihan II Bantul
Masa tanam dimulai sejak akhir Maret hingga Juni. Sejauh ini telah dilakukan panen empat kali. Hasil panen dijual ke warga sekitar, disuplai ke distributor sayuran organic OBAH sebagai mitra pembinaan.

Sabtu kemarin sudah hampir berahir masa panen dan diperoleh bayam 82 ikat, kangkung 23 ikat, dan menyisakan tiga per empat bagian belum dipanen. Hasil penjualan masuk kas Gelimasjiwo untuk modal pertanian berikutnya antara lain membeli bibit tanaman dan pupuk organik.

Siti menambahkan, beban akibat gangguan kesehatan jiwa diukur dengan disability adjusted life years (DALY). Angkanya diperkirakan mencapai 12,3 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler, dan tuberculosis.

“Prevalensi gangguan jiwa di DIY saat ini diperkirakan sudah mencapai 11 orang per mil,” katanya.

Saksikan Video Pilihan Ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya