Thai Airways Nyatakan Bangkrut, Bagaimana Nasib Tiket Penumpang yang Nilainya Capai Rp11 Triliun?

Pengadilan telah menyetujui permintaan pernyataan bangkrut yang diajukan Thai Airways.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 02 Jun 2020, 11:01 WIB
Ilustrasi Thai Airways. (dok. Foto Vivek PRAKASH/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Thai Airways menyatakan bangkrut dan butuh rehabilitasi utang. Hal itu membuat para pemegang tiket gigit jari karena tiket mereka tak bisa digunakan. 

Dikutip dari The Thaiger, Selasa (2/6/2020), maskapai nasional Thailand itu menghentikan layanannya pada awal April karena krisis Covid-19. Sejak itu, maskapai tersebut tidak lagi bisa mengembalikan uang konsumen yang kepalang memberi tiket.

Departemen humas Thai Airways mengatakan tidak bisa menawarkan refund saat ini seiring Pengadilan Kebangkrutan Pusat menerima permintaan maskapai ini untuk menjalani rehabilitasi di bawah hukum kebangkrutan Thailand pada Rabu, 27 Mei 2020. Nilai tiket yang tidak bisa di-refund diperkirakan mencapai 24 miliar Baht atau nyaris Rp11 triliun.

Para pemegang tiket yang merupakan kreditur dan maskapai memiliki kewajiban di bawah hukum yang mencegahnya dari mengembalikan dana pada saat ini, tetapi berjadi mengembalikannya dalam kurun waktu enam bulan tanpa pemotongan biaya apapun.

Pandemi memaksa maskapai itu menghentikan penerbangan. Pengembalian uang tanpa syarat hanyalah salah satu dari banyak solusi, yang juga termasuk mengubah tanggal perjalanan tanpa biaya, memperpanjang validitas tiket, dan menukar tiket dengan voucer perjalanan dengan nilai yang sama.

Pihak Thai Airways berjanji untuk terus mempertahankan para pemegang tiket yang valid, begitu pula dengan para anggota Royal Orchid Plus sebagai program loyalitas. Juru bicara maskapai mengatakan pihaknya yakin akan bisa mengatasi segala krisis yang telah mengubah perusahaan secara signifikan dan akan bangkit kembali dengan keadaan yang lebih kuat.

Load More
2 dari 3 halaman

Rencana Beroperasi Kembali

Ilustrasi Thai Airways. (dok. Foto Mladen ANTONOV / AFP)

Maskapai tersebut sebelumnya mengumumkan akan kembali beroperasi pada Juli 2020, seiring perbatasan akan kembali dibuka secara bertahap dan para penumpang mulai kembali terbang.

"Bagaimanapun, rencana pengoperasian pada Juli 2020 masih dalam pertimbangan. Thai masih memonitor situasi dan tindakan pencegahan serta lockdown di setiap negara seiring permintaan travel agar layanan kembali dibuka sejalan dengan perbaikan situasi pandemi Covid-19," kata pengumuman tersebut yang disampaikan lewat laman resmi mereka.

Otoritas Penerbangan Sipil Thailand telah melarang semua penerbangan internasional ke Thailand hingga akhir Juni.

Dibebani dengan utang luar biasa sebesar 244,9 miliar Baht, Thai Airways akan dilindungi dari penyitaan sampai masalah rehabilitasi utang diselesaikan dengan kreditor dan disetujui oleh pengadilan. Proses tersebut bisa memakan waktu hingga 6 bulan.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya