Harga Minyak Turun di Tengah Ketegangan AS-China

Harga minyak sedikit mendapat dukungan dari laporan OPEC soal perpanjangan pemangkasan produksi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Jun 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak berjangka sedikit melemah pada perdagangan Senin karena meningkatnya ketegangan antara AS dengan China. Namun harga minyak mendapat dukungan sedikit dari laporan OPEC soal perpanjangan pemangkasan produksi.

Mengutip CNBC, Selasa (2/6/2020), harga minyak mentah AS turun 5 sen, atau 0,14 persen dan menetap di USD 35,44 per barel. Sementara harga minyak Brent Berjangka naik 48 sen atau 1,3 persen menjadi USD 38,32 per barel.

Investor sedikit berhati-hati dalam bertransaksi setelah China memperingatkan pembalasan atas pergerakan AS di Hong Kong. Ini menjadi indikasi awal terjadinya perang dagang.

China telah meminta perusahaan milik negara untuk menghentikan pembelian kedelai dan babi dari Amerika Serikat, kata dua orang yang mengetahui masalah ini.

Langkah itu dijalankan setelah Washington mengatakan akan menghilangkan perlakuan khusus AS bagi Hong Kong untuk menghukum Beijing.

"Meningkatnya ketegangan akan menimbulkan risiko pelemahan harga minyak baru-baru ini," kata kepala penelitian komoditas di BNP Paribas, Harry Tchilinguirian.

 

2 dari 2 halaman

OPEC

Perusahaan-perusahaan hulu migas sering dianggap hanya berperan menyediakan pasokan energi dan menghasilkan penerimaan negara

Harga minyak sedikit mendapat dukungan setelah adanya berita bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan Rusia atau yang dikenal sebagai OPEC +, hampir mendekati kompromi soal pemotongan produksi minyak.

Aljazair, yang memegang jabatan presiden OPEC bergilir, telah mengusulkan agar OPEC + mengadakan pertemuan pada 4 Juni lebih cepat dari yang direncanakan sebelumnya 9-10 Juni.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya