Sukses

Harga Minyak Dunia Turun, Konflik Israel-Hamas Masih Jadi Biang Kerok

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei turun 48 sen atau 0,55% menjadi USD 86,43 per barel. Sedanglan harga minyak Brent untuk bulan Juni kehilangan 79 sen, atau 0,87%, menjadi USD 90,38 per barel.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka AS turun pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta) setelah Israel mengurangi kehadiran pasukannya di Gaza.

Dikutip dari CNBC, Selasa (9/4/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei turun 48 sen atau 0,55% menjadi USD 86,43 per barel. Sedanglan harga minyak Brent untuk bulan Juni kehilangan 79 sen, atau 0,87%, menjadi USD 90,38 per barel.

Israel menarik pasukannya dari kota Khan Younis di Gaza selatan pada akhir pekan, menjadikan jumlah pasukannya di wilayah kantong tersebut ke salah satu tingkat terendah sejak perang dengan Hamas dimulai Oktober lalu. Negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas sedang berlangsung di Kairo.

Harga minyak mentah AS dan Brent naik lebih dari 4% minggu lalu karena meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran. Hal ini meningkatkan kekhawatiran baru bahwa konfrontasi langsung antara keduanya akan menyebabkan konflik regional yang mengganggu pasokan minyak mentah. 

Seorang penasihat militer Iran memperingatkan Israel pada akhir pekan bahwa kedutaan besarnya dapat menjadi sasaran. Teheran menyalahkan Israel atas serangan rudal Senin lalu terhadap konsulatnya di Damaskus, yang menewaskan komandan tinggi Iran Mohammad Reza Zahedi.

“Tidak ada lagi kedutaan besar rezim (Israel) yang aman,” kata Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Jenderal Rahim Safavi.

Kampanye serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang minyak Rusia juga mengangkat harga minyak mentah, dengan pasokan global sudah semakin ketat karena pertumbuhan ekonomi yang kuat dan pengurangan produksi OPEC+. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Dunia Sentuh USD 91,17 per Barel Usai Israel Tutup 28 Kedutaan di Seluruh Dunia

Sebelumnya, harga minyak dunia telah melonjak ke level tertinggi dalam lima bulan dan bersiap membukukan kenaikan mingguan. Kenaikan harga minyak dunia ini sering peningkatan ketegangan di Timur Tengah dengan Israel menutup keduataan besarnya karena ancaman dari Iran.

Mengutip CNBC, Sabtu (6/4/2024), harga minyak mentah untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Mei naik 32 sen atau 0,37% menjadi USD 86,91 per barel.

Sedangkan harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia untuk kontrak Juni naik 52 sen atau 0,57% menjadi USD 91,17 per barel.

Harga minyak mentah AS naik 4,5% untuk minggu ini, sementara Brent bertambah 4,2%.

Berdasarkan laporan di media Israel, Pemerintah Israel telah menutup 28 kedutaan besar di seluruh dunia di tengah kekhawatiran akan mendapat serangan balasan dari Iran.

Iran menyalahkan Israel atas serangan rudal terhadap konsulatnya di Damaskus yang menewaskan seorang jenderal penting Iran. Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Harga minyak mentah AS dan Brent memasuki “golden cross” minggu ini, yaitu saat rata-rata pergerakan 50 hari melampaui rata-rata pergerakan 200 hari. Investor biasanya memandang golden cross sebagai indikasi momentum positif dan potensi kenaikan lebih lanjut.

Rata-rata pergerakan 50 hari untuk minyak mentah AS sebesar USD 79,07 per barel sedikit melampaui rata-rata pergerakan 200 hari sebesar USD 79,02 per barel. Rata-rata pergerakan 50 hari Brent adalah USD 83,74 per barel, di atas rata-rata pergerakan 200 hari sebesar USD 83,54 per barel.

 

3 dari 3 halaman

Serangan Ukraina

Analis minyak PVM Tamas Varga mengatakan, suhu geopolitik telah meningkat ke tingkat yang belum pernah terjadi sejak serangan Hamas terhadap warga sipil Israel pada 7 Oktober.

Sementara itu, serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia berdampak signifikan pada pasokan minyak mentah dan produknya, kata Varga.

“Ini adalah alasan paling menonjol di balik kenaikan harga Brent bulan depan dari USD 72 per barel pada pertengahan Desember di atas USD 90 per barel kemarin,” katanya.

Minyak mentah telah menguat tahun ini dengan WTI naik hampir 21,2% dan Brent naik 18,3% karena meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi bahwa pasar akan memasuki defisit pasokan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini