Sektor Pariwisata Bali Akan Dibuka Kembali Oktober 2020

Sektor pariwisata Bali akan dibuka kembali untuk wisatawan Oktober 2020.

oleh Komarudin diperbarui 07 Jun 2020, 11:37 WIB
Berikut keindahan patung Garuda Wisnu Kencana yang menjadi simbol Indonesia semakin dikenal dunia. (Foto: Dok. PT. SNN)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak WHO mengumumkan pandemi corona Covid-19, Indonesia menutup kunjungan dan menangguhkan kebijakan visa kedatangan pada Maret 2020. Pada Jumat pekan lalu, Bali melaporkan terdapat 343 kasus positif dan empat kematian.

Tingkat kematian 1,2 persen, di bawah rata-rata nasional 6,4 persen, menurut Reuters, seperti dikutip dari Lonely Planet, Senin (25/5/2020). Jika Bali berhasil mempertahankan tingkat infeksi yang rendah, Kementerian Pariwisata berharap untuk membuka kembali pembatasan dengan protokol kesehatan yang ketat untuk pengunjung internasional mulai Oktober.

Untuk membuka kembali hotel, restoran, dan tempat wisata secara aman, program CHS (Kebersihan, Kesehatan, dan Keselamatan) yang baru akan diluncurkan yang menetapkan pedoman untuk peningkatan standar kesehatan, kebersihan, dan keselamatan. Program ini diharapkan akan mengembalikan kepercayaan pengunjung pada keamanan Bali sebagai tujuan wisata.

Pulau-pulau dengan resor mewah Nusa Dua diperuntukkan sebagai tujuan pertama untuk menguji coba program CHS, menurut pernyataan dari Kementerian Pariwisata, dan akan mulai membuka kembali bisnis di bawah pedoman baru.

Dari Juni hingga Oktober, kementerian akan berupaya menyempurnakan detail untuk mempersiapkan Bali menyambut para wisatawan.

"Menimbang bahwa Bali adalah tujuan wisata utama, perlu untuk mengambil langkah segera dan cepat untuk memulihkan semua tujuan wisata yang terkena dampak," kata Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ni Wayan Giri Adnyani.

Load More
2 dari 3 halaman

Yogyakarta dan Riau

(Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Tak hanya Bali, Yogyakarta dan Kepulauan Riau akan menyusul untuk dibuka. Destinasi wisata itu merupakan tempat yang ramai didatangi pengunjung internasional.

Pandemi virus corona memengaruhi tenaga kerja yang bergantung pada pariwisata Bali. Hampir semua tujuan wisata, atraksi, dan fasilitas ditangguhkan atau ditutup sejak keadaan darurat dilaksanakan pada Maret 2020.

Sementara itu, I Ketut Ardana, Kepala Cabang ASITA Bali, mengatakan kepada ABC bahwa 80 persen orang di Bali bergantung pada pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ia berharap pandemi bisa segera berakhir.

3 dari 3 halaman

Saksikan video pilihan di bawah ini :

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya