Masyarakat Diminta Tak Percaya Isu Kelangkaan Pangan Selama Pandemi Corona

Masyarakat Indonesia diimbau tetap mengacu pada kepastian informasi dari pemerintah terkait ketersediaan pangan di pasaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2020, 16:15 WIB
Pekerja berstirahat di samping karung beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Jelang Ramadan dan Idul Fitri 2020 Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog siap mengamankan pasokan beras di seluruh wilayah Indonesia mencapai 1,7 juta ton. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Indonesia diimbau tetap mengacu pada kepastian informasi dari pemerintah terkait ketersediaan pangan di pasaran yang dijamin aman selama masa pandemi virus corona (Covid-19).

"Jadi jangan langsung terpengaruh kabar dari manapun yang katanya komoditas ini, bahan pangan itu, kosong. Sampai disebarkan ke mana-mana hingga timbulkan kepanikan," ucap Pengamat Pertanian Jamhari, Kamis (26/3/2020).

Menurut dia, seharusnya saat kondisi krisis pandemi virus Covid-19 yang dialami semua negara di dunia, termasuk Indonesia, saling sinergi informasi pangan adalah tindakan patut dilakukan.

"Jadi tidak ada kepanikan sosial terhadap ketersediaan bahan pangan yang padahal dijamin pemerintah semua aman, bahkan sampai Lebaran kan," ucap Jamhari.

Jamhari menuturkan, informasi yang beredar di luar disampaikan pemerintah tentang stok pangan justru memberikan keuntungan kepada oknum-oknum di pasaran untuk menimbun komoditas serta menaikkan harga tanpa aturan.

Kementerian Pertanian (Kementan) sejak lama diketahui memang telah memastikan bila ketersediaan bahan pangan untuk masyarakat saat wabah virus Covid-19.

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, masyarakat tetap dijamin memperoleh akses bahan pangan secara mudah di pasaran dengan harga terjangkau, bahkan hingga momentum Idul Fitri 2020.

Syahrul Yasin Limpo menggaransi bahwa 11 kebutuhan pangan pokok tetap stabil tersedia di pasar. Selain itu Syahrul Yasin Limpo juga meminta kalangan pelaku usaha menjaga pasokan pangan dan normalnya harga.

2 dari 3 halaman

Mentan Syahrul Tegaskan Masyarakat Tak Perlu Panik Borong Bahan Pangan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta izin dan dukungan para mantan menteri dan wakil menteri pertanian era sebelumnya untuk memajukan pertanian Indonesia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menegaskan stok bahan pangan aman. Oleh karena itu  masyarakat tak perlu panik dan khawatir sehingga memborong.

Ia mengatakan, bahwa Kementerian Pertanian akan terus melakukan pengawasan dan pemantauan pasokan bahan pangan, agar tidak menimbulkan kenaikan harga.

"Harga tinggi tentu banyak penyebabnya, Supply-demand harus kita ukur betul, dan hari ini saya pastikan bersama, pelaku-pelaku sampai tingkat pasar, jadi tidak hanya pemerintah daerah maupun jajaran dinas pertanian, dirjen-dirjen dan badan-badan saya akan turun untuk mengklarifikasi supply and demand," kata Syahrul setelah melakukan kunjungan pantauan ke PT Food Station Tjipinang, Pulo Gadung, Jakarta, Rabu (18/3/2020).

Menurutnya memang permintaan naik, namun banyak menteri yang meminta untuk menurunkan harga bahan pangan. Oleh karena itu, kini ia melakukan pantauan salah satunya ke Cipinang, untuk mengklarifikasi ketimpangan-ketimpangan yang menyebutkan bahan pangan langka dan mahal.

"Mestinya, kalau stok kita cukup harga tidak boleh naik. Tapi kenyataan lapangan seperti ini, ini yang akan kita kendalikan. Salah satu pengendaliannya lakukan operasi pasar, dekatkan distribusi, membackup food station, memback-up pasar-pasar yang ada. Kalau juga masih tidak bisa operasi pasar bapak presiden sudah perintahkan untuk kami lakukan," jelasnya.

Selain itu, ia juga menegaskan jangan ada oknum yang menjadikan momentum wabah corona dan menjelang puasa hingga hari raya lebaran untuk mencari uang berlebihan, maupun menimbun bahan pangan, serta yang lainnya.

"Jangan ada orang yang merasa ini momentum cari uang berlebihan. Kita menghadapi hal seperti itu. Ada juga yang tadinya membeli terlalu banyak, menyimpannya perlahan-lahan, ini kondisi biasa yang kita lakukan. Cara pengendaliannya adalah mendekatkan distribusi dan pengendalian stok yang ada harusnya ada untuk kontingensi (ketidakpastian)," ungkapnya.

Sehingga pihaknya tidak perlu melakukan intervensi pasar, apabila semua aman terkendali.

"Tapi kalau tidak normatif saya dapat perintah dalam ratas tadi ini untuk bersama Pemda dan gubernur seluruh indonesia untuk sikapi bersama. Insyaallah tidak ada kepanikan panic buying dan lain-lain dengan corona, inshaallah bahan pokok ini aman," pungkasnya.  

3 dari 3 halaman

Daftar 4 Bahan Makanan Pokok yang Penjualannya Dibatasi

Pembeli berbelanja dekat kertas pemberitahuan pembatasan pembelian di supermarket Kawasan Cirendeu, Tangsel, Rabu (18/3/2020). Satgas Pangan meminta pedagang membatasi penjualan bahan pokok yakni beras, gula, minyak goreng dan mi instan untuk menjaga stabilitas harga. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Satgas Pangan Polri meminta pembatasan penjualan 4 bahan makanan pokok di tengah penyebaran virus corona atau Covid-19 yang telah menjadi pandemi global dan bencana nasional. Keempat bahan pangan tersebut, yakni beras, gula, minyak goreng dan mi instan.

Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Daniel Tahi Monang Silitonga mengatakan, Satgas Pangan Polri akan terus mengawasi ketersediaan bahan pokok di Indonesia.

Satgas bahkan telah mengirimkan surat pengawasan ketersediaan bahan pokok ke sejumlah pihak terkait. Seperti Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia(Aprindo), Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas), (Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia) APPSI, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), dan Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkopas).

"Tadi malam kita keluarkan itu (surat) agar juga tidak ada yang memanfaatkan situasi," tutur Daniel saat dikonfirmasi, Selasa (17/3/2020).

Beberapa komoditas kebutuhan pokok dibatasi pembeliannya untuk pribadi. Seperti beras maksimal 10 kilogram, gula maksimal 2 kilogram, minyak goreng maksimal 4 liter, dan mie instan maksimal 2 dus.

"Ya itu kan teori ekonomi. Makin meningkat (permintaan), makin mahal harganya. Oleh karena itu rakyat makanya tidak usah panik, biasa saja. Tidak usah borong-borong. Biasa saja, kan pangan tersedia," jelas dia. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya