Alokasi KUR Diperbesar jadi Rp 190 Triliun, OJK Imbau Bank Hati-Hati Beri Kredit

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghimbau kepada pihak (bank) pemberi pinjaman agar lebih selektif dalam memberikan kredit.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Feb 2020, 15:10 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat menggelar jumpa pers tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka memajukan perekonomian dalam negeri, pemerintah memberikan kebijakan kredit/pembiayaan kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Manfaat Program KUR adalah untuk meningkatkan dan memperluas akses wirausaha seluruh sektor usaha produktif kepada pembiayaan perbankan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya saing UMKM.

Kendati demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghimbau kepada pihak (bank) pemberi pinjaman agar lebih selektif dalam memberikan kredit.

"Kita imbau ke sektor keuangan jangan terlalu sering memberi kredit yang sekiranya tidak produktif. Jangan sampai over laverrage," terang Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Wimboh Santoso, di Jakarta, Selasa (26/2/2020).

Melansir dari laman KUR, total plafon KUR ditingkatkan dari Rp 140 Triliun menjadi Rp 190 Triliun pada 2020, dan akan ditingkatkan bertahap sampai dengan Rp 325 Triliun pada 2024.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kredit Lebih Efisien

Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM terus mendongkrak UMKM dengan menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga cukup rendah, yakni 6 persen. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Wimboh mengatakan tidak terlalu khawatir jika bank lebih pruden memberikan kredit. Namun ia tetap menghimbau agar pemanfaatan kredit bisa efisien.

"Ini tugas kita bersama bagaimana menstimulus perluasan kapasitas industri manufaktur, UMKM juga tidak bisa hidup begitu aja, mesti kita bina dalam satu kelompok dalam satu klaster, dan nanti pemerintah akan paham bagaimana permasalahannya," jelasnya.

Lebih jauh, Wimboh menyatakan pemerintah siap membangun ekosistemnya. Tinggal bagaimana pelaku usaha menangkap peluang tersebut.

"Sektor perbankan juga jangan stay away. Prudensial bagus, likuiditas kalau kurang ya jangan khawatir, kalau dibutuhkan ya kami siap. Kalau memang perlu stimulasi yang benar ya kami siap, ini harus dipahami bersama." pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya