Penyakit Misterius yang Sebabkan Muntah dan Diare Muncul di Nigeria

Penyakit misterius yang tidak terkait dengan Ebola dan virus corona muncul di Nigeria

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Feb 2020, 13:00 WIB
Muntah Saat Keracunan Makanan / Sumber: iStockphoto.com

Liputan6.com, Jakarta Jika Tiongkok sedang berhadapan dengan wabah virus corona (atau saat ini bernama COVID-19), Nigeria tengah menghadapi ancaman sebuah penyakit misterius baru.

Pemerintah setempat melaporkan bahwa penyakit misterius ini telah membunuh 15 orang dan menginfeksi puluhan orang dalam waktu kurang dari seminggu.

"Hingga Senin, 3 Februari 2020, jumlah orang yang terkena endemik aneh ini meningkat hingga 104," kata senator Abba Moro seperti dikutip dari Express pada Rabu (12/2/2020).

Nigeria Centre for Disease Control (NCDC) menambahkan, kasus pertama teridentifikasi pada akhir bulan Januari.

"Sampel diuji di NCDC (National Reference Laboratory) dan negatif untuk viral demam hemoragik mayor," tulis NCDC dalam pengumumannya di akun Twitter mereka.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Sebabkan Muntah dan Diare

Ilustrasi penelitian. (iStockphoto)

Dikutip dari Independent, penyakit ini menyebabkan gejala muntah, pembengkakan, dan diare. Moro mengklaim, beberapa pasien meninggal 48 jam usai terkena penyakit ini.

Menteri Kesehatan Nigeria Osagie Ehanire mengatakan pada Jumat pekan lalu bahwa penyakit ini tampaknya bukan Ebola atau Lassa. Keduanya merupakan penyakit akibat virus yang berpotensi mematikan dan terjadi di Afrika Barat.

"Kami memantau dengan seksama mereka yang telah terjangkit penyakit ini. Kami menguji demam Lassa dan demam kuning dan hasilnya negatif. Jadi kami menunggu hasil akhirnya," kata Direktur Jenderal NCDC Chikwe Ihekweazu seperti dikutip dari Pulse.

Selain itu, penyakit tersebut juga bukan infeksi virus corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok.

BBC melaporkan, Ehanire telah meminta NCDC mengaktifkan operasi tanggap darurat di daerah yang terkena dampak penyakit tersebut. Pejabat pemerintah mencurigai, bahan kimia yang digunakan untuk menangkap ikan kemungkinan bertanggung jawab atas penyakit ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya