Pedagang Korban Relokasi Double-Double Track Pisangan Timur Akan Temui Anies Besok

Mereka ingin menyampaikan sejumlah persoalan terkait rencana relokasi imbas perluasan proyek double-double track (DDT) oleh PT KAI.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2019, 18:11 WIB
Warga melintas di jalur baru rel Double Double Track (DDT) di lintasan rel kereta api, Cikarang, Jawa Barat, (8/2). Proyek pembangunan rel ganda KRL dan kereta jarak jauh jalur Cikarang-Manggarai tersebut hampir selesai. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Puluhan pedagang pisang yang tergabung dalam Paguyuban Jakarta Timur (JT) 52 berencana menyambangi kantor Gubernur DKI Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Senin besok (25/11/2019). 

Mereka ingin menyampaikan sejumlah persoalan terkait rencana relokasi imbas perluasan proyek double-double track (DDT) oleh PT KAI. 

"Ada beberapa hal yang ingin kita diskusikan dengan Pak Gubernur DKI, kaitan rencana relokasi kami karena adanya lanjutan proyek DDT," kata Ketua Peguyuban Pedagang Pisang JT 52, Yus Rustandi seperti dikutip dari Antara, Jakarta, Minggu (24/11/2019). 

Pedagang berharap kepada Anies untuk difasilitasi tempat berjualan yang lebih representatif. Salah satunya di lahan dekat Food Station dekat Depo Cipinang. 

"Kita mintanya di dekat Depo kereta karena tidak jauh dari sini. Kita pindahin barang dagangan juga gampang," katanya.

Namun pedagang yang sudah berjualan pisang sejak 40 tahun silam itu hingga kini belum memperoleh izin dari pemilik lahan yakni, PT Telkom. 

"Kami juga ingin mendiskusikan dengan Pak Gubernur kaitan dengan waktu pengosongan lahan yang terlalu mepet," katanya. 

Sejak surat peringatan pertama pengosongan lahan disampaikan petugas kecamatan setempat pada Senin 18 November 2019, Yus dan teman-temannya belum memperoleh tempat baru yang representatif. Surat peringatan itu mengharuskan sekitar 80 pedagang pisang mengosongkan lahan di sisi Jalan Pisangan Timur paling lambat akhir November 2019. 

"Kita juga butuh waktu relokasi agak lama karena ini kan pisang gampang busuk, sulit juga cari tempat baru," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya