DKI Targetkan Pembangunan 200 Taman Kota Selesai pada 2022

Perencanaan taman kota juga mengutamakan isu bencana alam seperti banjir dan kebakaran.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 18 Okt 2019, 09:50 WIB
PMKS terlihat tidur di salah satu sisi Taman Jatinegara, Jakarta, Senin (16/9/2019). Kondisi ini membuat taman tersebut sepi pengunjung karena lebih banyak dihuni oleh PMKS dan pengamen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan rampung membangun 200 taman kota di Jakarta pada tahun 2022.

Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati menjelaskan, sudah ada pembangunan 7 lokasi Taman Maju Bersama (TMB) pada tahun 2018. Selanjutnya, direncanakan 51 TMB bisa terealisasi hingga Desember 2019.

"24 lokasi sudah selesai 100 persen dan 27 sedang on progress. Rencana pembangunan taman di tahun 2020 adalah sebanyak 51 lokasi yang saat ini sudah dimulai dengan proses FGD dan pembuatan rencana DED," kata Suzi di Balai Kota Jakarta, Kamis 17 Oktober 2019.

Dia menjelaskan, TMB yang dibangun jugalah ramah anak, atau disebut Suzi sebagai Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Meskipun sama-sama tergolong Ruang Terbuka Hijau (RTH), TMB lebih variatif dan dibangun secara kolaboratif bersama masyarakat.

"Kenapa disebut Taman Maju Bersama, karena kita bersama-sama warga atau masyarakat membangunnya. Artinya, kita dari awal perencanaan sampai dengan pembangunan maupun hasilnya, melibatkan masyarakat atau warga setempat," jelas Suzi.

Dia menegaskan, perencanaan taman kota juga mengutamakan isu bencana alam seperti banjir dan kebakaran, bahkan gempa. Selain itu, pihaknya pun juga mengusung jenis Taman Grande yang lebih menekankan taman berskala besar agar bisa jadi lahan untuk serapan air.

Konsepnya adalah Fun Transit Park, yaitu sebagai tempat transit yang nyaman bagi pejalan kaki karena terintegrasi dengan transportasi publik. Taman Grande ini pun berbeda dengan TMB.

"Kalau Taman Maju Bersama, kita bangun dari pengadaan tanah. Tetapi, kalau Taman Grande itu kita bangun dari taman yang sudah ada," tutur Suzi.

"Di tahun 2020, Pemprov DKI juga akan menggalakkan pembuatan Rain Garden, ini sudah mulai kita lakukan namanya Taman Rain Garden di Kasablanka seiring dengan penataan pedestrian oleh Bina Marga. Rain Garden itu adalah tempat untuk menyimpan air," dia mengakhiri.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Ruang Belajar Anak

Anak-anak bermain di sekitar Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta, Selasa (10/9/2019). Keterbatasan ruang terbuka hijau memaksa sebagian anak-anak di Ibu Kota bermain tidak pada tempatnya, meskipun dalam kondisi yang tidak layak. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Bersamaan dengan itu, Kepala Dinas DPPAPP Provinsi DKI Jakarta Tuty Kusumawati menuturkan, semua taman kota ini juga akan jadi ruang bermain dan belajar anak.

Bahkan, sejumlah RPTRA yang ada saat ini juga dijadikan sebagai Pos Pengaduan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.

"Kementerian PPPA itu saat ini sedang mengembangankan sertifikasi untuk ruang bermain ramah anak. Ada 13 persyaratan yang satu di antaranya, jadi apapun bentuknya, kalau dia dikembangkan jadi ruang bermain ramah anak (RBRA) maka harus ada pengelolaan," jelas dia.

"Pengelola itu melakukan pengawasan. Melakukan inspeksi. Bahkan pengelola itu sendiri harus ada pemahaman yang cukup terkait dengan hak anak, pengetahuan yang cukup terkait dengan parenting," Tuty mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya