Faisal Basri Kritik Cara Menteri Rini Kelola BUMN: Konsepnya Kacau

Menteri BUMN selanjutnya harus membenahi segala pekerjaan rumah dari pemerintahan sebelumnya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Okt 2019, 16:53 WIB
Faisal Basri (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior Faisal Basri menilai kinerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah pemerintahan Rini Soemarno selama 5 tahun terakhir terbilang bobrok.

Penilaian ini diberikannya lantaran merajalelanya tindak korupsi di tubuh BUMN hingga konsep pembentukan holding yang digalakan pemerintah saat ini tidak efektif.

"Korupsi di BUMN, konsepnya ngaco, holding. Ini perusahan paling miskin jadi induk holding kan goblok. Pilih dong yg badannya paling tinggi, kan ada kriterianya," keluh dia di Jakarta, Selasa (15/10/2019).

"Semua mau di-holding-kan dari satu ke lain industri beda. Industri keuangan itu enggak ada ceritanya holding, dia merger akuisisi. Jadi dari konsep aja ngaco, melaksanakanya jadi ngaco, jadi rusak semua BUMN kita," cetusnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tak Ada Masalah Pribadi

Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, Faisal Basri, menjelaskan status Pertamina Trading Energy Limited (Petral) saat berkunjung ke Liputan6.com, Jakarta, Selasa (6/1/2015). (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Namun, ia menyampaikan, kritikan tersebut bukan berarti dia memiliki masalah pribadi dengan Rini Soemarno. Dia lantas memuji langkah Rini yang berani menggeser Direktur Utama (Dirut) BRI Suprajarto menjadi Bos BTN beberapa waktu lalu.

"Mecat dirut BRI bener dia, saya mendukung. Artinya saya enggak punya masalah pribadi sama bu Rini," ungkap Faisal.

Tak lupa, Faisal juga berpesan agar Menteri BUMN selanjutnya mau membenahi segala pekerjaan rumah dari pemerintahan sebelumnya. Seperti memetakan mana saja perusahaan milik negara yang selama ini belum banyak memberi dampak besar bagi masyarakat.

"Ya mulai dari konsep yang bener petakan dulu. Misalkan BUMN yang maslahat sosialnya rendah, tidak efesien, bunuh. Kan sederhana. Kalau sekarang dipelihara yang maslahat sosial tinggi dan efesien itu udah sehat jangan dibikin rusak. Bikin dulu matriksnya jadi jelas," tutur dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya