The Fed: Perang Dagang Hambat Investasi

Ketidakpastian tarif membuat perusahaan tidak bisa menentukan keputusan apakah akan berinvestasi atau tidak, terutama dalam jangka panjang di pabrik, peralatan atau perangkat lunak.

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Sep 2019, 13:12 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo berdiskusi dengan Ketua Dewan Pengurus Bank Sentral AS (Chairman of the Federal Reserve), Jerome Powell, di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia, di Bali (13/10/2018). (Ilyas/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Perang dagang yang masih berlanjut dapat menghambat perusahaan untuk berinvestasi. Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), the Federal Reserve alias The Fed, Jerome Powell.

Ketidakpastian tarif membuat perusahaan tidak bisa menentukan keputusan apakah akan berinvestasi atau tidak, terutama dalam jangka panjang di pabrik, peralatan atau perangkat lunak.

"Saya pikir, itu adalah sebuah ketidakpastian. Beberapa perusahaan menahan investasi sekarang karena perang tarif yang masih berlangsung saat ini," ujar Powell, mengutip dari CNBC, Senin (09/09/2019).

Dua tahun belakangan, AS dan China saling berseteru dalam banyak hal, salah satunya perdagangan. AS, yang memberlakukan tarif impor pada China, kembali menambah nilai tarif hingga akhirnya dibalas oleh China.

2 dari 2 halaman

The Fed Akan Pangkas Suku Bunga Lagi

The Fed (www.n-tv.de)

Namun demikian, dikabarkan dua negara dengan ekonomi terbesar ini berencana akan bertemu lagi Oktober mendatang.

Harapannya, perang dagang yang memberi dampak cukup besar bagi kondisi ekonomi global ini bisa segera selesai, karena ketidakpastian perdagangan akibat perang dagang ini membuat The Fed sampai harus melonggarkan kebijakan moneternya.

Juli lalu, The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dan akhir bulan September, diperkirakan bank sentral akan melakukan hal yang sama.

Menurut Powell, suku bunga rendah membantu menjaga kondisi ekonomi AS tetap baik. Sementara, bulan lalu sektor manufaktur AS berada di titik terendah untuk pertama kalinya sejak 2016 lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya