Kesan Bintang ONE Championship Indonesia Tentang Hari Polwan

Petarung ONE Championship asal Indonesia berbagi cerita tentang interaksi dan harapan mereka terhadap Polwan.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 03 Sep 2019, 22:00 WIB
Polisi wanita (Polwan) RI memeringati HUT ke-71 pada 1 September 2019. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi Wanita (Polwan) Republik Indonesia baru saja memeringati HUT ke-71 pada 1 September lalu. Atlet mixed martial arts (MMA) Indonesia yang bernaung di ONE Championship turut memeriahkan dengan berbagi cerita.

Rudy Agustian, yang bertarung di divisi flyweight ONE Championship, memiliki cerita menarik. "Saya pernah ditilang saat naik motor saat ada razia. Saya mau ajak 'damai' tapi tidak bisa hahaha," ujarnya pada rilis yang diterima Liputan6.com.

"Polwan itu biasanya lebih sulit diajak 'damai' daripada polisi pria. Akhirnya saya harus kena tilang dan urus di pengadilan," sambung atlet yang bernaung di Golden Muay Thai Camp ini.

Berdasar pengalaman tersebut, Rudy memiliki tiga kata untuk menggambarkan Polwan di Indonesia. "Jujur, tegas, dan komitmen," ujar petarung Tangerang ini.

Petarung perempuan Priscilla Hertati Lumban Gaol yang terjun di divisi atomweight ONE Championship juga mengomentari keberadaan Polwan. "Bagi saya Polwan itu keren, hebat, dan pemberani. Semoga jumlah personel Polwan di Indonesia akan semakin banyak," ungkapnya.

2 dari 3 halaman

Teladan Perempuan Indonesia

Polwan bersepeda mengamankan arus mudik lebaran dan berpatroli saat Idul Fitri 1440 Hijriyah. (Liputan6.com/Polres Pemalang/Muhamad Ridlo)

Egi Rozten dari divisi strawweight memiliki teman Polwan. Karena sama-sama memiliki hobi olahraga, mereka akhirnya akrab.

"Semoga Polwan akan semakin menginspirasi dan menjadi teladan bagi perempuan Indonesia," ungkap atlet yang berlaga di ONE: Hero's Ascent tersebut.

3 dari 3 halaman

Sejarah Polwan

Dalam upacara Hari Polwan di Lapangan Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta, Kapolri Tito Karnavian sempat mengulas napak tilas sejarah terbentuknya korps Polwan.

Pada periode Agresi Militer pertama Belanda di Indonesia, banyak pengungsi yang masuk ke ibu kota dan kawasan strategis pemerintahan lainnya. Salah satu golongan adalah wanita.

Para istri dan personel Polri pun dikerahkan untuk membantu penggeledahan di kawasan pengungsi wanita. Hal ini mengawali ide pembentukan satuan polisi wanita untuk melaksanakan tugas-tugas khusus tersebut. Pada 1 September 1947, ditunjuklah empat wanita untuk mengikuti sekolah inspektur sebagai cikal bakal Polwan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya