Korea Utara Tembakkan Rudal Ketujuh Kalinya, Sinyal Buruk Apa?

Uji rudal Korea Utara ini adalah yang ketujuh kalinya dari serangkaian peluncuran dalam beberapa pekan terakhir.

oleh Siti Khotimah diperbarui 24 Agu 2019, 12:03 WIB
Ilustrasi Korea Utara (AFP)

Liputan6.com, Seoul - Pemerintah Korea Utara dikabarkan kembali menembakkan apa yang tampak sebagai dua rudal jarak dekat ke laut lepas pantai timurnya pada Sabtu, 24 Agustus 2019. Uji senjata ini adalah yang ketujuh kalinya dari serangkaian peluncuran dalam beberapa pekan terakhir.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JSC) mengatakan, rudal ini ditembakkan pukul 06.45 dan 07.00 waktu setempat, masing-masing dari sekitar Sondok, Provinsi Hamgyong Selatan. Sondok adalah situs lapangan terbang militer Korea Utara

"(Kedua rudal) terbang sekitar 380 kilometer dan mencapai ketinggian 97 kilometer," kata JSC.

Seorang pejabat AS mengatakan, dua senjata yang diluncurkan "tampaknya mirip dengan peluncuran dalam beberapa pekan terakhir," lapor Channel News Asia dikutip Sabtu (24/8/2019).

Peluncuran ini disinyalir akan mempersulit upaya untuk memulai kembali negosiasi antara AS - Korea Utara dalam pelucutan senjata nuklir. Padahal sebetulnya pemimpin kedua negara telah bertemu beberapa waktu lalu di perbatasan Korut dan Korsel.

Keduanya telah sepakat untuk memulai kembali perundingan tingkat kerja pada bulan Juni lalu. Namun sejauh ini, AS masih belum berhasil dalam upaya untuk melakukan pembicaraan serius.

Pekan ini akan diadakan pembahasan cara-cara negosiasi di Seoul. Utusan AS untuk Korea Utara Stephen Biegun mengatakan pihaknya telah siap untuk terlibat mengembalikan perundingan "ke jalurnya" setelah mereka mendengar "dari rekan-rekan kami di Korea Utara" katanya pada Rabu pekan ini.

 

Simak Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Ada Hubungan dengan Latihan Militer AS-Korsel?

Korea Selatan dan Amerika Serikat menggelar latihan militer bersama di Seungjin, Seoul, Rabu (26/4). Latihan gabungan tersebut diselenggarakan berkenaan dengan spekulasi uji nuklir Pyongyang yang ke-enam. (AFP PHOTO / JUNG Yeon-Je)

Dalam beberapa waktu terakhir, Korea Utara gencar melancarkan kritik terhadap latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan. Seoul juga sempat mengimpor teknologi tinggi untuk armada militernya, yakni jet siluman F-35. Selain itu, AS juga melakukan pengujian terhadap rudal jelajah jarak menengahnya.

Pada Jumat, diplomat top Korea Utara menyebut Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebagai "racun," dengan mengatakan "Kami siap untuk dialog dan kebuntuan."

Latihan Gabungan Telah Berakhir

Sementara itu dari Seoul, Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan (NSC) menyatakan "keprihatinan yang kuat" atas peluncuran Korea Utara yang terus berlanjut meskipun fakta bahwa latihan militer gabungan Korea Selatan-AS yang dikecam oleh Pyongyang telah berakhir.

Lembaga itu menyerukan Korea Utara untuk menghentikan meningkatnya ketegangan militer di Semenanjung Korea.

NSC juga setuju untuk melakukan upaya diplomatik untuk membawa Korea Utara ke meja perundingan dengan Amerika Serikat sesegera mungkin untuk denuklirisasi Semenanjung Korea, kata kantor kepresidenan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya