Mengamuk di Sydney, Pemuda Bersenjata Tikam Seorang Wanita Hingga Tewas

Seorang pemuda mengamuk di pusat kota Sydney, Australia. Menikam seorang wanita dan melukai beberapa orang lainnya dengan senjata tajam berupa pisau yang dibawa olehnya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 13 Agu 2019, 17:01 WIB
Seorang wanita dibawa dengan ambulans dari Hotel CBD di sudut King and York Street, setelah seorang pria berusaha menikam beberapa orang di Sydney, Australia pada 13 Agustus 2019. (Dean Lewins / AP)

Liputan6.com, Sydney - Seorang pria bersenjata pisau dilaporkan membunuh seorang wanita dan melukai sejumlah lainnya.

Pelaku kemudian berusaha menikam beberapa orang dalam serangan di pusat kota Sydney, Selasa 13 Agustus 2019 waktu setempat.

Polisi mengatakan seorang pemuda Sydney berusia 21 tahun, yang memiliki riwayat gangguan kejiwaan, diyakini telah membunuh seorang wanita sebaya di unit perumahan, sebelum mengamuk di pusat kota.

Komisioner kepolisian New South Wales Mick Fuller mengatakan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (12/8/2019), sejauh ini pelaku tak memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi teror, tetapi dia memiliki data-data terkait serangan supremasi kulit putih di Amerika Serikat dan Selandia Baru.

Peristiwa penikaman itu membuat distrik pusat bisnis di kota terbesar Australia terhenti di sore hari.

Sementara itu, seorang wanita berusia 41 tahun dibawa ke rumah sakit setelah ditusuk dari belakang. Dia dilaporkan dalam kondisi stabil.

2 dari 3 halaman

Kontribusi Warga Menangkap Pelaku

Seorang polisi berjaga di tempat kejadian setelah seorang pria menikam wanita dan berusaha menikam orang lain di pusat kota Sydney (13/8/2019). Pelaku penikaman berhasil ditangkap polisi setelah sejumlah warga melawan. (AFP Photo/Saeed Khan)

Gambar yang disiarkan oleh media Australia menunjukkan seorang pria melompat di atap mobil sambil mengacungkan pisau.

Menurut video yang beredar, pemuda itu jatuh ke tanah ketika mobil bergerak. Ia lalu dihadang oleh seseorang yang memegang kursi.

Rekaman lain menunjukkan pemuda itu terhimpit oleh beberapa orang yang memegang dua kursi dan peti susu di atasnya.

"Lima atau enam orang lainnya mengejar dia di belakang, mencoba menghentikannya, mereka menangkap lalu menahannya," kata saksi, Megan Hales kepada AFP.

Empat pengejar diidentifikasi sebagai Alex Roberts kelahiran Kolombia, serta warga Inggris Lee Cuthbert dan saudara lelakinya Paul dan Luke O'Shaughnessy -- semuanya rekan di sebuah konsultasi perekrutan yang berkantor di lantai empat dekat lokasi penikaman.

"Kami membuka jendela dan melihat pemuda itu memegang pisau serta melompat di atas kap sebuah mobil di dekatnya," kata Paul O'Shaughnessy, mantan pemain sepak bola profesional, kepada AFP.

Yakin itu adalah serangan teroris, saudaranya Luke - seorang juara petinju Muay Thai - memimpin pengejaran.

"Kami semua berlari ke bawah gedung dan mengejarnya di jalan," kata Roberts. "Semua orang panik, tidak ada yang tahu apa yang terjadi," katanya. "Bukan hari Selasa siang normal."

Cuthbert mengatakan, Luke dengan bantuan pria lain, "berhasil menghentikan langkahnya dan menghimpitnya di aspal" dengan kursi dan peti plastik sebelum polisi tiba.

3 dari 3 halaman

Motif Belum Jelas

Polisi berbicara dengan warga di luar hotel di tempat kejadian setelah seorang pria menikam seorang wanita dan berusaha menikam orang lain di pusat Sydney (13/8/2019). (AFP Photo/Saeed Khan)

Polisi mengatakan sejauh ini motif tersangka belum dapat dipastikan.

"Tampaknya pada tahap ini tidak diprovokasi, tetapi kami tetap berpikiran terbuka...," kata juru bicara kepolisian, Gavin Wood, yang memuji tindakan warga.

"Untuk mendekati seseorang (dengan senjata tajam) ... dengan bukti yang jelas tentang penikaman sebelumnya, orang-orang ini adalah pahlawan."

Perdana Menteri Scott Morrison juga memuji keberanian masyarakat yang turun tangan menangkap pelaku penikaman.

"Penyerang sekarang dalam tahanan polisi, setelah tindakan berani dari mereka yang berada di tempat kejadian dan mampu menahannya," kata PM Scott Morrison dalam sebuah twit.

"Pikiran kami untuk semua orang yang terkena dampak serangan kekerasan ini."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya