Sukses

Polisi Australia: Pelaku Penikaman di Sydney Punya Masalah Mental

Joel Cauchi (40) bertanggung jawab atas serangan pada Sabtu (13/4) sore di Pusat Perbelanjaan Westfield. Polisi menyebut ia mengalami masalah mental.

Liputan6.com, Sydney - Polisi Australia mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi pria yang menikam enam orang hingga tewas di pusat perbelanjaan Sydney, sebelum akhirnya ditembak mati oleh seorang petugas polisi.

Polisi New South Wales mengatakan pada Minggu (14/4/2024) bahwa Joel Cauchi (40) bertanggung jawab atas serangan pada Sabtu (13/4) sore di Pusat Perbelanjaan Westfield.

Asisten Komisaris Polisi NSW Anthony Cooke mengatakan kepada para wartawan dalam konferensi pers, Minggu (14/4), bahwa Cauchi menderita masalah kesehatan mental yang tidak dijelaskan secara spesifik.

Selain itu, penyelidik kepolisian tidak menganggap serangan itu terkait dengan terorisme, dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (14/4).

“Kami terus berupaya untuk mencari tahu pelakunya, tetapi jelas bagi kami pada tahap ini tampaknya hal ini berkaitan dengan kesehatan mental individu yang terlibat,” kata Cooke.

“Sampai saat ini, masih belum ada informasi yang kami terima, tidak ada bukti yang kami temukan, tidak ada informasi intelijen yang kami kumpulkan yang menunjukkan bahwa hal ini didorong oleh motivasi tertentu dan ideologi atau lainnya,” tambahnya.

Enam orang terdiri dari lima perempuan dan satu laki-laki, tewas dalam serangan itu, sedangkan 12 lainnya terluka. Di antara korban luka adalah seorang bayi berusia 9 bulan, yang ibunya meninggal dalam serangan itu.

Cooke mengatakan, dua dari enam korban berasal dari luar negeri dan tidak memiliki keluarga di Australia.

Rekaman video yang beredar secara daging menunjukkan banyak orang melarikan diri ketika Cauchi yang membawa pisau berjalan melewati pusat perbelanjaan dan menerjang orang-orang.

Rekaman lain menunjukkan seorang pria menghadapi penyerang di eskalator pusat perbelanjaan dengan mengacungkan sebuah tiang ke arahnya.

Cauchi ditembak mati oleh seorang petugas polisi wanita di tempat kejadian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Saksi Menggambarkan Pengalaman Mengerikan

ABC Sound Engineer Roi Huberman mengatakan dia berada di dalam toko ketika dia mendengar suara tembakan. “Dan tiba-tiba kami mendengar satu atau mungkin dua tembakan dan kami tidak tahu harus berbuat apa,” katanya.

“Kemudian orang yang sangat cakap di toko itu membawa kami ke bagian belakang tempat toko itu bisa dikunci. "Dia kemudian mengunci toko dan kemudian membiarkan kami lewat belakang dan sekarang kami keluar."

Pembeli lainnya, Adriana sedang bersama kedua putrinya di sebuah toko kecantikan ketika mereka mendengar suara tembakan. “Tiba-tiba pintu depan ditutup dan dalam hitungan detik kami mendengar suara tembakan dan kami dikirim ke ruang penyimpanan di belakang toko. Ada sekitar 30 atau 40 orang di sana,” katanya.

“Semua orang berteriak, menangis, mencoba menelepon kerabat mereka. Itu adalah pengalaman yang mengerikan. "Ada banyak teriakan dan orang-orang berteriak: 'Keluar, keluar, keluar dari pusat perbelanjaan.'"

3 dari 3 halaman

Kemlu RI: Tidak Ada Informasi WNI Korban

Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI merespons insiden 0enikaman tersebut.

"Insiden penusukan terjadi di Westfield Bondi Junction shopping centre Sydney pada 13 April 2024 sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Terdapat 5 korban meninggal dunia dalam insiden tersebut. Polisi setempat infokan bahwa pelaku penyerangan berjumlah 1 (satu) orang dan telah dilumpuhkan (tewas)," kata pihak Kemlu RI dalam prnyataan tertulisnya.

KJRI Sydney segera berkoordinasi dengan pihak DFAT (Kemlu) dan AFP (Kepolisian) serta menghubungi simpul masyarakat Indonesia.

"Hingga saat ini tidak ada informasi korban WNI dalam serangan tersebut," jelas pihak Kemlu RI.

Adapun jumlah WNI di kota Sydney sekitar 10.000 orang dan mayoritas adalah pelajar/mahasiswa serta pekerja migran.  Pihak Kemlu RI kemudian membagikan Hotline KJRI Sydney: +61 4034 544 478.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.