Korban Meninggal Gempa Halmahera Selatan Jadi 6 Orang

Agus menyatakan, bantuan logistik masih terus mengalir untuk penanganan darurat.

oleh Yopi Makdori diperbarui 17 Jul 2019, 20:33 WIB
Pengunjung di salah satu hotel di Manado berhamburan ketika gempa Halmahera terjadi. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menyatakan, korban meninggal gempa Halmahera Selatan, Maluku Utara bertambah menjadi enam orang.

Menurut Agus, enam korban tersebut diidentifikasi BPBD setempat pascagempa bermagnitudo 7,2 yang terjadi pada Minggu 14 Juli lalu.

"Lima korban diakibatkan reruntuhan bangunan, sedangkan satu korban meninggal di pengungsian,"ujar Agus, Rabu (17/7/2019).

Korban meninggal atas nama Saima (90), Aisyah (54), Aspar Mukmat (20), Sagaf Girato (50), Aina Amin (50), serta Wiji Siang (60).

Agus menyatakan, bantuan logistik masih terus mengalir untuk penanganan darurat. BNPB mengirimkan 1 unit helikopter Mi-8 untuk mendistribusikan bantuan seperti tenda keluarga dan barang lainnya.

"Bantuan tenda lain telah disiapkan pengirimannya melalui pesawat Hercules yang tiba pada malam tadi," katanya.

Selain pengiriman via udara, BNPB juga telah mengirimkan dukungan logistik melalui kapal untuk korban gempa.

"Bongkar muat dari kapal tanker ke kapal yang lebih kecil telah dilakukan," terang Agus.

Agus juga menginformasikan bahwa sejauh ini, Pemerintah Halmahera Selatan telah membentuk pos komando (posko) untuk melakukan penanganan darurat korban gempa.

"Dapur umum yang dioperasikan pemerintah daerah (pemda) yang dibantu TNI dan Polri untuk melayani 9 pos pengungsian di Kota Labuhan. Pemerintah setempat menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari, terhitung 15 - 21 Juli 2019," tutupnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya