Mengenal Jenis Pekerjaan Baru Sektor Energi di Temu Netizen ke-12 #FutureEnergyJobs

Para narasumber berkolaborasi dengan Ruang Bicara Energi (RBE) membahas lebih dalam tentang #FutureEnergyJobs di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Rabu petang (19/6).

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jun 2019, 18:57 WIB
Para narasumber berkolaborasi dengan Ruang Bicara Energi (RBE) membahas lebih dalam tentang #FutureEnergyJobs di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Rabu petang (19/6). (foto: Kementerian ESDM)

Liputan6.com, Jakarta Pergeseran paradigma menuju Revolusi Industri 4.0 telah mendorong lahirnya jenis pekerjaan-pekerjaan baru di sektor energi, khususnya di bidang energi terbarukan. Melihat tren pengembangan energi baru terbarukan yang meningkat tajam per tahunnya, peluang kerja di sektor tersebut semakin terbuka lebar.

Hal ini yang ditekankan oleh para narasumber dalam Temu Netizen ke-12 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkolaborasi dengan Ruang Bicara Energi (RBE) membahas lebih dalam tentang #FutureEnergyJobs di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Rabu petang (19/6).

(foto: Kementerian ESDM)

"Transisi dari energi konvensional saat ini, batubara, minyak bumi, gas bumi tidak bisa kita tolak. Kita tidak bisa menolak transisi dunia bahwa harus menuju kepada energi bersih, salah satunya melalui energi terbarukan," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) ESDM, Dadan Kusdiana yang hadir sebagai narasumber utama di acara tersebut.

Dadan menambahkan, pekerja di bidang energi terbarukan menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan. Pekerja pada industri solar PV dunia telah tumbuh 9% per tahun, begitu pula dengan pekerjaan di bidang biofuel yang juga meningkat sebanyak 12%.

"Untuk jenis pekerjaan sektor energi terbarukan yang ditawarkan, China mendominasi dengan porsi yang cukup besar yaitu 43%," ungkapnya.

Bahkan, dalam Low Carbon Development Initiative (LCDI) yang diterbitkan oleh Kementerian PPN/Bappenas dijelaskan bahwa pada bulan Maret 2019, dengan skenario LCD tinggi maka akan ada tambahan lapangan pekerjaan di area ini untuk 15,3 juta orang dengan pendapatan yang lebih baik pada tahun 2045 dibandingkan kondisi saat ini.

Pemerintah, khususnya Kementerian ESDM secara khusus merumuskan berbagai regulasi guna meningkatkan minat investor mengingat sumber energi terbarukan yang melimpah di Indonesia. Selain itu, Pemerintah juga menetapkan target yang tidak main-main, sebesar 23% porsi energi baru terbarukan pada energy mix di tahun 2025.

Guna lebih memperdalam informasi seputar pekerjaan-pekerjaan baru di sektor energi ini, Temu Netizen ke-12 kali ini juga menghadirkan narasumber-narasumber muda dengan kiprahnya di bidang energi terbarukan, ialah Refi Kunaefi Managing Director Akuo Energi yang turut mengawal proyek 500 MW energi terbarukan di Indonesia; Bernadetha Evalyn Nggelu Associate di PT Inovasi Dinamika Pratama dengan passionnya dalam pemberdayaan masyarakat di pelosok negeri; serta Ichsan Adhi Pradana, External Relations Team Sapuangin ITS yang telah memenangi berbagai kejuaraan mobil hemat energi di tingkat internasional.

Lebih dari 150 Sobat Energi (sebutan untuk Netizen media sosial ESDM) yang hadir kompak menggunakan dresscode warna hijau sangat antusias menyimak paparan narasumber kali ini yang banyak menceritakan proses pekerjaan yang mereka jalani, kesempatan-kesempatan menarik yang mereka dapatkan dalam pekerjaan sekaligus suka duka yang dialami.

(foto: Kementerian ESDM)

Diskusi ini diharapkan dapat memberikan membuka wawasan dan memberikan inspirasi bagi para mahasiswa, pelajar, civitas akademika, pelaku industri dan pemerintah untuk berpartisipasi dan berkolaborasi dalam upaya membangun kesiapan masa depan sektor energi Indonesia yang mandiri dan berdaya saing.

Penyelenggaraannya kali ini pun sedikit berbeda karena berkolaborasi dengan Ruang Bicara Energi yang merupakan sebuah komunitas yang memfasilitasi para pemuda pemerhati energi di Indonesia, yang sebagian besar telah berkecimpung di sektor energi dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan energi di Indonesia ke depannya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya