Anies Ingin Rekomendasi Impor Diberikan untuk Bawang Putih

Anies sendiri menilai harga bawang putih sudah kembali stabil. Pasar Induk JakGrosir pun membanderol bawang putihnya seharga Rp 30.000 per kilogram.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 07 Mei 2019, 12:27 WIB
Pekerja menurunkan bawang putih dari kontainer setibanya di Pasar Induk Kramat Jati, Rabu (17/5). Sebanyak 9.000 ton bawang putih yang diimpor dari Tiongkok dijual ke pedagang seharga Rp 25.000 per kg dalam operasi pasar. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau harga bahan pokok di Pasar Induk Jak Grosir Kramat Jati Jakarta Timur. Anies menaruh perhatian pada harga bawang putih yang sempat  melonjak hingga Rp 80.000 per kilogram karena kelangkaan.

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo mengatakan, Anies telah membicarakan permasalahan bawang putih ini kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk memberikan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RPIH).

"Kita punya kewajiban tanam 5 persen dari RIPH, sudah kita submit, kita close coordination sama Dirjen Hortikultur dan Menteri Pertanian. Pak Amran sepertinya akan segera mengeluarkan RIPH untuk food station," tutur Arief di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (7/5/2019).

Anies sendiri menilai harga bawang putih sudah kembali stabil. Pasar Induk JakGrosir pun membanderol bawang putihnya seharga Rp 30.000 per kilogram.

Arief mengatakan, penurunan harga itu bisa terjadi karena impor yang telah dilakukan dari Leiwu dan Henan China. Satu kontainer impor berisi 29 ton bawang putih, dan dalam empat hari ke depan, totalnya ada 5 kontainer yang bisa mencukupi kebutuhan DKI Jakarta sebesar 145 ton.

"Kalau kita ga punya stok, kita akan sulit stabilisasi. Jadi apa yang kita lakukan di semua bahan pokok sudah kita jalankan kecuali satu produk, yaitu bawang putih,” ujar Arief.

"Jadi bawang putih ini kita tunggu dari teman Kementan (Kementerian Pertanian) selanjutnya untuk melanjutkan persetujuan impor ke Kementerian Perdagangan,” lanjutnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bergantung Impor

Menurutnya, saat ini Indonesia memang masih bergantung pada impor karena belum bisa menghasilkan komoditas bawang putih yang mencukupi. 

DKI Jakarta sendiri memerlukan 10 hingga 11 kontainer bawang putih untuk mendukung kebutuhan yang ada. Sedangkan, produk bawang putih lokal hanya digunakan untuk keperluan swasembada bibit. 

"Kita menanam hanya untuk kebutuhan swasembada bibit 2021. Jadi prosesnya setelah kita menanam sekitar 110, 120 hari, kemudian dibuat bibit, dikeringkan selama 4 bulan. Nah itu memang program untuk nanam,” jelas Arief.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya