Mendikbud: Kasus Audrey Tak Seperti yang Viral di Medsos

Mendikbud Muhadjir Effendy menyebut jika isu yang beredar itu benar, Audrey bahkan seharusnya meninggal.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 11 Apr 2019, 21:00 WIB
Animasi Justice For Audrey, media seni untuk menuntut keadilan bagi korban bully di Pontianak, Kalimantan Barat. (dok. Instagram @fadelfdil/https://www.instagram.com/p/BwCsFWpAZIM/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Pontianak - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, angkat bicara soal kasus dugaan penganiayaan terhadap pelajar SMP, Audrey, di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Peristiwa itu pun begitu cepat viral di media sosial.

"Kasus ini sangat disayangkan dan tidak seperti yang viral di medsos setelah saya mendapat informasi langsung dari Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir, " ujarnya di Mapolresta Pontianak, Kamis (11/4/2019).

Dia mengatakan, liarnya isu yang berkembang di media sosial yang menyebutkan bahwa korban dikeroyok oleh 12 pelaku juga tidak benar serta termasuk merusak area sensitif korban juga tidak benar.

"Maaf, nalar sehat mestinya korban bisa meninggal kalau isu tersebut benar," ujarnya menegaskan.

Kasus dugaan penganiayaanyang menimpa Audrey, menurut Muhadjir, terlalu dibesar-besarkan. Dia bahkan mengibaratkan kasus tersebut seperti emperan yang lebih besar dari rumah sendiri. 

"Contohnya terkait auratnya (korban) juga tidak benar, padahal itu yang membuat mengerikan. Kepada para kepala sekolah agar tidak membiarkan berita liar itu, sehingga merusak citra sekolah, apalagi sudah viral di dunia, sehingga luar biasa dampaknya," kata dia.

Ia pun meminta kepada para kepala sekolah untuk tidak lepas tangan dan bertanggung jawab terhadap masalah yang telah menarik perhatian banyak orang ini. "Mohon kerja sama kepala sekolah untuk meredam masalah ini dan memberikan informasi yang benar, baik pada media maupun melalui medsos.

Selain meminta para kepala sekolah untuk bertanggung jawab, Muhadjir juga menekankan pendidikan sejak dini di sekolah agar siswa dan siswi terhindar dari perilaku yang tidak terpuji, sehingga kasus yang menimpa Audrey tidak terulang. 

"Semua pihak untuk mengurangi dampak negatif media sosial pada anak-anak dan mudahan-mudahan ini kejadian pertama dan terakhir di Kota Pontianak. Agar para kepala sekolah di Kalbar, untuk terus meningkatkan pengawasan anak-anak didiknya, terhadap sehingga terhindar dari narkoba dan prilaku negatif lainnya," kata dia. 

Saksikan juga video pilihan berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya