Buah Xi Jinping ke Italia, Pengembalian 796 Benda Bersejarah China yang Dicuri

Hasil kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Italia membuahkan hasil pengembalian hampir 800 benda bersejarah yang dicuri oleh para penjelajah asing di masa lalu.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 25 Mar 2019, 13:18 WIB
Presiden Chna Xi Jinping (berjabat tangan dengan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte (AFP)

Liputan6.com, Roma - Kunjungan presiden China Xi Jinping ke Italia berhasil meneken kesepakatan untuk mengembalikan hampir 800 benda peninggalan sejarah Tionghoa, yang dicuri oleh para penjelajah asing.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte telah memberikan lampu hijau untuk memulai proses pengembalian 796 artefak ke China, segera setelah kesepakatan tersebut diteken di Roma pada Minggu 24 Maret 2019.

Dikutip dari The Straits Times pada Senin (25/3/2019), kesepakatan ini akan menjadi pemulangan artefak Negeri Tirai Bambu berskala terbesar pertama di dunia sejak 1998, ketika sekitar 3.000 benda peninggalan budaya China dikembalikan dari Inggris.

Menurut Otoritas Warisan Budaya Nasional pemerintah China, karya seni Tiongkok kuno, yang diduga telah diekspor secara ilegal, ditemukan pada 2007 di pasar lokal Italia.

Temuan tersebut merupakan hasil investigasi oleh Pasukan Seni Carabinieri, sebuah unit polisi Italia yang bertanggung jawab untuk memerangi kejahatan terkait peninggalan budaya.

Segera setelah itu, otoritas terkait menghubungi lembaga hukum Italia, untuk memulai proses panjang tentang upaya pengembalian benda peninggalan budaya ke China.

Wu Min, dari Departemen Manajemen Museum pemerintah China, mengatakan proses pengembalian akan segera dimulai dengan mengatur cara mengangkut seluruh artefak kembali ke China.

Daftar lengkap dari 796 benda peninggalan budaya China tersebut belum dirilis, tetapi Wu mengatakan seluruhnya adalah "benda beragam dan bernilai tinggi".

Dia juga mengatakan bahwa seluruh artefak tersebut relatif dipelihara engan baik, dan mencakup spektrum luas sejarah Tiongkok mulai dari 5.000 tahun lalu hingga awal Abad ke-20.

Menurut pemerintah Italia, di antara relik-relik tersebut terdapat toples tembikar dari Provinsi Gansu yang kemungkinan berasal dari budaya Majiayao, budaya Neolitik sejak milenium ketiga sebelum Masehi (SM).

Selain itu, ada patung-patung tembikar dari Dinasti Han (206 SM hingga 220 M), Dinasti Tang (618-907) dan Ming (1368-1644), serta mangkuk porselen dari Dinasti Song (960-1279) di Provinsi Fujian.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Kesempatan Besar Mempererat Hubungan Baik

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte (AP/Gregoria Borgia)

Pasukan Seni Carabinieri menduga seluruh peninggalan budaya Tiongkok yang mereka temukan, telah dicuri dari situs arkeologi di berbagai wilayah di China Daratan.

Menteri Warisan Budaya dan aktivitas sosial Italia, Alberto Bonisoli, mengatakan di Roma bahwa kembalinya relik tersebut kepada orang-orang China menandai sebuah kesempatan besar untuk mempererat hubungan baik kedua negara. 

Dia berharap Museum Nasional Tiongkok di Beijing akan mengadakan pameran untuk memajang harta karun itu.

Sebelumnya, China telah meneken perjanjian dan nota kesepahaman dengan 21 negara, untuk bekerja sama dalam perang melawan perdagangan ilegal terhadap properti budaya.

Inisiatif itu juga berusaha memfasilitasi kembalinya artefak yang dicuri.

Sementara itu, kesepakatan lima tahun (2013-17) antara China dan Italia memungkinkan Museum Nasional Tiongkok dan Palazzo Venezia di Roma, mengadakan pameran besar setiap tahunnya, untuk memamerkan peninggalan budaya dari negara masing-masing.

Sebagai kelanjutan dari hubungan baik kedua negara, 102 karya Renaissance dan karya seni Romawi kuno dari 17 museum Italia, dipamerkan di Museum Ibu Kota Beijing tahun lalu.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya