Sukses

Italia Kembangkan Program Kontroversial Pemisahan Anak dari Orang Tua Mafia, Demi Putus Siklus Generasi Kejahatan

Pihak berwenang Italia juga akan memisahkan seorang anak jika dapat dibuktikan bahwa fisik serta mentalnya terpengaruhi oleh kriminalitas yang dilakukan oleh keluarga mafia.

Liputan6.com, Roma - Italia dikabarkan memperluas program kontroversial untuk memisahkan anak-anak dari keluarga mafia mereka sebelum mereka berubah menjadi kriminal.

Seperti dilansir dari CBS, Sabtu (30/3/2024), Italia tidak hanya memperbaharui program tersebut, tetapi juga memutuskan untuk memperluas program yang dianggap kontroversial untuk mengeluarkan anak-anak dari keluarga mafia mereka untuk memutus siklus perilaku kriminal yang diwariskan ke generasi baru.

Program Free to Choose atau "Bebas Memilih" telah berlangsung di Calabria, wilayah yang merupakan basis kekuatan sindikat kejahatan 'Ndrangheta, sejak tahun 2012.

Sekarang, program tersebut akan diperluas ke wilayah Sisilia dan Campania, yang merupakan tempat tinggal dari mafia terkenal Cosa Nostra dan Camorra.

Tujuan dari program tersebut adalah untuk mengeluarkan anak-anak dari budaya mafia tempat mereka dilahirkan dan memutus siklus kejahatan generasi, dengan memberikan anak-anak kesempatan untuk menjalani kehidupan normal.

Pihak berwenang hanya dapat memisahkan seorang anak jika mereka dapat membuktikan kepada pengadilan bahwa mereka berada dalam bahaya fisik atau mental akibat kriminalitas keluarga mereka. Polisi dan pekerja sosial kemudian akan datang secara tiba-tiba dan membawa anak tersebut pergi.

Sementara keluarga tidak bisa berkata atau melakukan apa-apa.

Sejauh ini, 150 anak telah dipisahkan dari keluarga mereka dan ditempatkan di foster care (pengasuhan) di lokasi-lokasi rahasia di seluruh Italia. 30 ibu telah memilih untuk bergabung dengan anak-anak mereka, dengan tujuh di antaranya juga setuju untuk bertindak sebagai saksi bagi jaksa negara.

Menteri Kehakiman, Carlo Nordio, berkata saat penandatanganan dokumen pengembangan program, "Ini adalah momen bersejarah dalam perjuangan melawan mafia." Penandatanganan tersebut dihadiri oleh lima menteri pemerintahan dan Konferensi Uskup Italia.

"Perlawanan terhadap mafia juga dilakukan dengan membuka jalan baru bagi generasi yang mampu secara bebas memutuskan masa depan yang akan dijalani mereka," tambah Carlo Nordio.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak Sosok Orang Tua Mafia Terhadap Anak

Pendiri program ini, Roberto di Bella, mengatakan dalam acara penandatangan bahwa selama 25 tahun sebagai hakim pengadilan anak di Calabria, ia sering kali menemukan dirinya mengadili ayah, yang kemudian disusul oleh pengadilan putra dari ayah tersebut.

"Kami mengadili anak laki-laki karena mencoba membunuh ibu mereka yang ingin berpisah dari suami mafia mereka," ungkapnya.

"Kami berusaha mengubah lintasan kehidupan yang sebaliknya akan tidak dapat dihindari," kata Roberto, saat menjelaskan salah satu tujuan dari skema Free to Choose.

Chiara Colosimo, kepala komisi anti-mafia parlemen Italia, mengungkapkan pengaruh sosok orang tua mafia, "Ada anak-anak yang diajari menembak pada usia delapan tahun. Ada anak yang berurusan dengan narkoba pada usia delapan tahun."

Roberto mengatakan bahwa ia juga telah dihubungi oleh beberapa ibu yang meminta bantuan untuk menyelamatkan anak=anak mereka dari indoktrinasi mafia. 

Ia bahkan mengatakan bahwa telah menerima surat dari beberapa bos mafia yang mengucapkan terima kasih kepadanya karena memberikan kesempatan kepada anak-anak mereka untuk menjalani kehidupan yang berbeda.

Namun, skema ini juga menuai berbagai macam kritik, dengan beberapa yang berpendapat bahwa anggota mafia pun masih memiliki hak untuk menjadi ayah.

3 dari 4 halaman

Penindakan Lanskap Mafia di Italia

Italia telah melakukan penindakan hukum yang berkelanjutan terhadap kejahatan terorganisir dalam beberapa tahun terakhir, dan hal itu telah menghasilkan tidak hanya ratusan penangkapan yang disertai penuntutan, tetapi juga pergeseran dalam seluruh lanskap mafia.

Pada September 2023, Matteo Messina Denaro, dalang yang dihukum atas beberapa pembunuhan paling keji yang dilakukan oleh Cosa Nostra dan dianggap sebagai buronan nomor 1 di Italia, akhirnya meninggal di rumah sakit penjara hanya beberapa bulan setelah ditangkap. Ia telah menghabiskan beberapa dekade dalam pelarian dari pihak berwenang.

Sebuah sindikat kejahatan yang sebelumnya diabaikan, yang beroperasi di wilayah Puglia di bagian selatan Italia dan dikenal sebagai Fourth Mafia, telah muncul dan menjadi salah satu kelompok mafia yang paling kejam di negara tersebut dalam beberapa terakhir ini.

Salah satu pemimpin kelompok tersebut yang berbasis di Kota Foggia, dilaporkan lolos dari penjara keamanan maksimum pada tahun 2023 dengan mengikat seprai tempat tidur bersama-sama, tetapi akhirnya ditangkap di Prancis pada bulan Februari.

Kelompok klan yang berbasis di Foggia dan sekitarnya, meskipun kurang ekstrem daripada sindikat kejahatan 'Ndrangeta, Camorra, ataupun Cosa Nostra, disebut ahli pada pemerasan, pemboman, dan ancaman untuk mengeksploitasi penduduk.

4 dari 4 halaman

Sekilas Tentang Geng Mafia di Negara Eropa Lain

Selain Italia, beberapa negara Eropa lain juga memiliki kelompok mafia besar yang memiliki riwayat esktrem, berikut di antaranya seperti dikutip dari crimeandinvestigation.co.uk:

  • Hellbanianz: Bagi negara yang relatif kecil, Albania memiliki dampak luar biasa terhadap kejahatan terorganisir di Eropa. Negara itu sendiri memiliki 15 keluarga kejahatan utama dan ratusan geng kecil. Di Inggris, sebagian besar perdagangan manusia dikendalikan oleh geng-geng Albania, terutama dalam penyelundupan imigran ilegal.
  • Scandinavian biker gangs: Geng motor yang disebut 'OMGs' oleh polisi telah terlibat dalam kejahatan terorganisir sejak awal berdirinya, tidak lama setelah Perang Dunia II. Di Eropa, dua geng yang bernama Hells Angels dan Bandidos memiliki dampak yang cukup besar, terutama di negara-negara seperti Swedia dan Finlandia. Walaupun di Skandinavia tidak sekuat dulu, tetapi mereka masih ada.
  • The 'Dutch' Penose: Belanda juga memiliki bagian andilnya dalam kejahatan terorganisir. Kelompok mafia ini berbagi pasar narkoba yang menguntungkan dengan kelompok lain seperti Triad, 'Ndrangheta, dan mafia-mafia Serbia, Rusia, Turki, Albania, Suriname, Antillen, Curaçao, dan Maroko. Mereka juga sering menyelundupkan narkoba, senjata, orang, bahkan organ di seluruh Eropa.
  • Irish Paramilitaries-turned-criminals: Sebagian besar uang yang diperoleh di pasar ilegal di Irlandia melalui penjualan narkoba, mengingat Irlandia penting secara strategis untuk penyelundupan narkoba ke UE. Mantan anggota kelompok paramiliter dan teroris yang sekarang sudah bubar diketahui terlibat dalam bisnis seperti penyelundupan rokok dan narkoba.
  • The Belgian 'Hormone Mafia': Narkoba, prostitusi, perdagangan senjata, hingga perdagangan ilegal lain melibatkan penjahat terorganisir di dalamnya. Pada tahun 1990-an, bisnis gelap ini merupakan bisnis yang sangat besar di Belgia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.