MRT Jakarta Diresmikan, Ini Alasan Naik Transportasi Umum Lebih Menyehatkan

Dengan kehadiran MRT di Jakarta, masyarakat diharapkan lebih suka menggunakan transportasi massal. Selain menghindari macet, ternyata ada manfaat kesehatannya lho

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Mar 2019, 13:00 WIB
Sejumlah kereta Mass Rapid Transit (MRT) berjajar di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (20/2). MRT Jakarta akan segera dioperasikan pada Maret 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta banyak dianggap masyarakat sebagai salah satu hadirnya transportasi paling modern di Indonesia. Di sisi lain, adanya MRT juga diharapkan bisa menambah pengguna transportasi massal di ibukota.

Selain mengurangi kemacetan, ada manfaat lain dari penggunaan transportasi massal seperti bis, kereta, maupun MRT. Termasuk efek positifnya bagi kesehatan seseorang.

Sebuah studi di Jepang yang dipresentasikan dalam American Heart Association's Scientific Sessions 2015 menggunakan bis atau kereta ke tempat kerja terkait dengan peningkatan kesehatan seseorang secara signifikan. Dikutip dari EurekAlert.org pada Senin (25/3/2019), penelitian tersebut melibatkan 6 ribu orang dewasa di Osaka, Jepang.

Para peneliti membandingkan kesehatan dari para pengguna transportasi massal seperti bis dan kereta, pejalan kaki atau pesepeda, serta pengendara mobil. Faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, dan merokok disesuaikan.

Ilmuwan menemukan bahwa mereka yang menggunakan transportasi massal 44 persen lebih kecil kemungkinan terkena obesitas, 27 persen lebih rendah mengalami tekanan darah tinggi, serta 34 persen lebih rendah terkena risiko diabetes. Bahkan, angka itu lebih tinggi daripada mereka yang bersepeda atau berjalan kaki.

Simak juga video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Jalan kaki menuju transportasi umum menyehatkan

Sebuah bus Transjakarta berhenti di Halte Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Senin (25/3). Halte Bundaran HI menjadi halte Transjakarta pertama yang terintegrasi fisik secara langsung dengan stasiun Moda Raya Terpadu (MRT). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Penulis studi Hisako Tsuji dari Moriguchi City Health Examination Center di Osaka, Jepang mengatakan, ini kemungkinan karena mereka berjalan lebih jauh daripada para pejalan kaki atau pesepeda. Di sisi lain, penggunaan transportasi massal juga lebih efektif.

"Kalau butuh waktu lebih dari 20 menit untuk perjalanan dalam sekali jalan dengan berjalan kaki atau bersepeda, banyak orang tampaknya menggunakan transportasi umum atau mobil di wilayah perkotaan Jepang," ungkap Tsuji.

"Orang-orang harus mempertimbangkan untuk penggunaan transportasi umum daripada mobil, sebagai bagian dari aktivitas rutin harian," kata Tsuji.

Mengutip News Liputan6.com, MRT di Jakarta sendiri sudah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Minggu kemarin. Infrastruktur ini merupakan fase pertama yang akan dilanjutkan dengan beberapa pembangunan MRT di wilayah lainnya, khususnya untuk menyambungkan daerah Jakarta dengan kota-kota penyangganya.

Jokowi mengatakan, MRT merupakan budaya baru bagi masyarakat Indonesia. Jokowi meminta agar masyarakat tertib serta menjaga kebersihan saat menggunakan transportasi berbasis rel itu.

"Ini adalah peradaban baru, kita harus yakin kita bisa mengubah masyarakat dari budaya lama ke budaya baru ini. Apa itu? Yang tadi saya sampaikan, antre kalau mau masuk ke MRT, jangan buang sampah sembarangan di Statiun MRT maupun di dalam MRT-nya," imbaunya. Tidak lupa, Jokowi juga meminta agar masyarakat tepat waktu apabila ingin menaiki MRT.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya