Bangun MRT-LRT, Jokowi Mengaku Sudah Pikirkan Untung dan Ruginya

Membangun MRT dan LRT adalah salah satu bagian dari keputusan politik strategis ketika Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Feb 2019, 19:28 WIB
Capres petahana Jokowi mengangkat sapu lidi pada acara Deklarasi Alumni Pangudi Luhur (PL) untuk Jokowi-Ma'ruf Amin di SCBD, Jakarta, Rabu (6/2). Sapu tersebut merupakan simbol agar Jokowi membersihkan koruptor jika kembali terpilih. (Liputan6.com/HO/Jo)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi mengungkap tak mudah bagi dirinya untuk memutuskan pembangunan Mass Rapit Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT).

Menurut Jokowi, pihaknya sudah memikirkan matang-matang untuk membangun dua moda transportasi tersebut. Termasuk hitung-hitungan untung dan ruginya.

"Waktu jadi Gubernur (DKI Jakarta) kita memutuskan MRT, kenapa saya berani memutuskan itu lama ini sudah 26 tahun direncanakan. Kenapa tidak segera diputuskan? Karena dari itung-itungan, kalkulasi, terus dihitung-hitung, hitungannya rugi. Sehingga tidak bisa diputuskan sampai 26 tahun," kata Jokowi dalam sambutan di acara deklarasi Alumni SMA Jakarta Bersatu, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (10/2/2019).

Menurut Jokowi, jika pemerintah terus berpikiran tentang kerugian saat membangun MRT dan LRT maka Jakarta tidak akan pernah memiliki dua moda transportasi publik tersebut. Karena itu, menurutnya, membangun MRT dan LRT, adalah salah satu bagian dari keputusan politik strategis yang ia ambil saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Saya secara politik ini keputusan politik saya ambil dengan semua resiko. Semua resiko yang juga pasti saya terima. Ada yang caci maki saya. Ada yang menghina, silakan. Ada yang memfitnah, silakan. Tapi itu adalah ke politik bukan untung dan rugi," ujarnya.

Jokowi juga mengungkapkan keputusan strategis lainnya diambil saat menjabat sebagai Presiden saat ini. Salah satu keputusan yang ia ambil dan memerlukan keberanian besar adalah membubarkan perusahaan Petral.

"Keputusan membubarkan Petral itu juga membutuhkan keberanian," ucap Jokowi.

 

 

2 dari 2 halaman

Deklarasi Alumni SMA

Sebelumnya, sejumlah alumni dari SMA yang ada di Jakarta dan menamakan diri Alumni SMA Jakarta Bersatu mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Minggu petang.

Mereka yang hadir pada acara di Istora Senayan, Jakarta itu antara lain berasal dari SMA 1, SMA 70, SMA 4, SMA 8, dan SMA Tarakanita. Deklarasi Alumni SMA Jakarta Bersatu pun diucapkan seluruh peserta di hadapan Jokowi.

"Kami Alumni SMA Jakarta Bersatu menyatakan dukungan penuh terhadap pasangan Bapak Joko Widodo dan Kiai Haji Ma'ruf Amin menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024," kata salah satu alumni yang membacakan deklarasi di lokasi, Minggu (10/2/2019).

Para alumni juga menyatakan siap bersatu menjaga Pancasila dan NKRI. Serta siap bergerak maju untuk bisa memajukan bangsa Indonesia.

"Kami alumni SMA Jakarta bersatu menyatakan sudah saatnya bergerak dan tak tinggal diam memperjuangkan pemimpin yang membawa perubahan tegas berwibawa, berbudaya baik, jujur, serta amah demi kemajuan Indonesia," ucap Alumni SMA Jakarta Bersatu.

Deklarasi tersebut mendapat sambutan positif dari Jokowi. Dia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan para alumni SMA se-Jakarta tersebut.

"Terima kasih kami yang sebesar-sebesarnya atas dukungan yang diberika pada saya dan Ma'ruf Amin," ucap Jokowi.

Pada kesempatan itu, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut juga menandatangani gitar lukis karya anak muda.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya