Cerita Keluarga Sopir Minibus Korban Tabrakan Kereta Api Jayabaya

Tidak ada firasat, sopir minibus itu berpamitan untuk bekerja. Rupanya, itulah pamitan terakhir dari sang sopir sebelum tewas tertabrak kereta api Jayabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Jan 2019, 14:04 WIB
Ilustrasi Foto Kecelakaan Mobil (iStockphoto)

Liputan6.com, Jember - Suasana duka menyelimuti keluarga Mambaul Fadil (42) salah seorang korban tewas dari lima korban tewas asal Jember dalam kecelakaan minibus L300 dengan kereta api Jayabaya di Pasuruan, Rabu, 9 Januari 2019.

Pihak keluarga besar dan tetangga korban tampak menunggu kedatangan jenazah Mambaul Ulum, warga Kelurahan Kebun Agung, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Bendera kuning tanda duka sudah terpasang di depan rumahnya di Gang Masjid Jalan Arowana, Kelurahan Kebun Agung. Sebuah keranda disiapkan di teras rumah sederhana itu.

"Istri korban dan anak pertamanya, sudah berangkat ke Pasuruan, tadi pagi," kata Dedi Sunarto, paman Fadil.

Dedy menjelaskan, bahwa Fadil merupakan sopir travel Surya yang melayani rute Situbondo-Surabaya. Dia sudah lebih dari 10 tahun bekerja di travel tersebut. Namun, kemarin dia mendapat tugas menggantikan sopir trayek Jember-Surabaya.

"Biasanya dia berangkat dari Situbondo-Surabaya. Mungkin karena tugas dari bosnya, keponakannya menyopir trayek Jember," ujar Dedy.

Sejak menjadi sopir travel, kata Dedi, Fadil tidak pernah mengalami kecelakaan. Kendaraannya baru kali ini mengalami kecelakaan dan langsung berakibat fatal, yakni lima orang meninggal.

Dedi menuturkan, mobil Fadil berangkat dari Jember sekitar pukul 22.00 WIB, Selasa, 8 Januari 2019. Namun, sekitar pukul 01.30 WIB, Rabu, 9 Januari 2019, ia mendapatkan informasi kecelakaan kereta api di Pasuruan. Dedi juga menjelaskan, sebelum berangkat menuju Surabaya, Fadil masih sempat bergurau dengan teman-temannya.

Dia berpamitan saat akan berangkat kerja. Tidak ada firasat, jika pamitannya itu, untuk pergi selamanya. "Sehabis Magrib, dia masih ikut tahlil 6 harinya mendiang bukdenya," kata Dedy.

Bahkan siang harinya, Fadil masih ikut kerja mengecat mesjid tak jauh rumahnya. Dia salah satu anggota takmir masjid, yang masih dalam proses penyelesaian," ujar Dedy.

Fadil meninggalkan dua anak, yakni satu anak remaja laki-laki yang duduk di bangku SMA dan satu anak perempuan kelas 6 SD.

Menurut Ketua RW 1 Kelurahan Kebunagung, Cipto Utomo mengatakan, jenazah Fadil, korban kecelakaan dengan kereta api Jayabaya ini dimakamkan setelah salat Asar di TPU Gebang Taman, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember.

 

2 dari 2 halaman

Kronologi Kecelakaan

Suasana duka menyelimuti Keluarga Mambaul Fadil (42) salah satu dari 5 korban tewas asal Jember dalam kecelakaan minibus L300 dengan KA Jayabaya di Pasuruan, Rabu (9/1/2019). (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, mobil L 300 bertabrakan dengan Kereta Api Jayabaya, di perlintasan sebidang kereta api, Dusun Sidowayah, Desa Beji, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Rabu dini hari. Terdapat 5 korban meninggal dunia, dan satu orang terluka. Kelima korban yang meninggal dunia, adalah Mambaul Fadil (42) pengemudi, warga Jalan Arowana V/115 Lingkungan Gebang Taman Kelurahan Kebon Agung Kecamatan Kaliwates.

Budi Yuniarso (51), warga Jalan Apel Raya RT 1 RW 1 Kelurahan Patrang Kecamatan Patrang. Maria (45) warga Kavling Bida Kabilah Blok Lavender II/25 RT 03 RW 17 Desa Kabil Kecamatan Nongsa Kota Bisa. Sri Praptianingdih, SH, MH (52) PNS, warga Jalan Kawi no 5 RT 3/RW 6 Sumbersari.

Serta Riki Sukiandra, warga Jalan Kacapiring 47 Jember. Sedangkan korban terluka bernama Saranya (20) mahasiswa asal Thailand, yang tinggal di perum Pesona Surya Milenia D 17 Jember.

Menurut Kanit kecelakaan lalu lintas Polres Pasuruan Polda Jawa Timur, Iptu Ida Marti kecelakaan terjadi sekitar jam setengah dua, Rabu dini hari, 9 Januari 2019. Kendaraan Mitsubishi L300 Nopol P-1264-DE, yang dikemudikan Fadil, berjalan dari arah timur Jalan Raya Desa Beji.

Sesampai di Tempat Kejadian Perkara (TKP), di perlintasan kereta api tanpa palang pintu, mobil belok ke salatan, ke arah kawasan Bataliyon kaveleri (Yonkav) 8 Pasuruan.

Pada saat belok ke selatan melewati perlintasan kereta api tanpa palang pintu itu, minibus itu tertabrak kereta api Jayabaya yang berjalan dari arah barat. Akibatnya, 5 orang meninggal dunia, dan seorang terluka.

"Berdasarkan hasil olah TKP, kecelakaan terjadi diduga karena pengemudi, kurang hati-hati atau tidak memperhatikan Kereta Api, yang berjalan dari arah barat," ujar Marti.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya