Donald Trump: Saya Akan Bertemu Kim Jong-un Awal Tahun 2019

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berharap untuk melakukan pertemuan kedua dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada awal 2019.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 03 Des 2018, 12:30 WIB
Suasana saat Presiden AS Donald Trump (kiri) dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjalan di taman Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6). Trump dan Kim optimis bahwa KTT akan sukses. (Anthony Wallace/Pool/AFP)

Liputan6.com, Buenos Aires - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, dirinya berharap untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi kedua dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada awal 2019.

Trump juga mengatakan bahwa "tiga lokasi" sedang dipertimbangkan untuk menjadi tempat pertemuan.

Jika terlaksana, pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut atas tatap muka pertama nan bersejarah mereka di Singapura pada Juni 2018.

"Saya pikir kami akan melakukannya segera, mungkin, pada Januari (atau), Februari (tahun 2019)," kata Trump usai menghadiri KTT G20 di Buenos Aires akhir pekan lalu, seperti dikutip dari News.com.au, Senin (3/11/2018).

"Kami (Trump dengan Kim) berhubungan sangat baik. Kami memiliki hubungan yang baik," tambahnya.

Ketika Trump ditanya apakah AS akan menjadi tuan rumah untuk pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara, ia menjawab, "Pada titik tertentu, ya."

Pertemuan kedua antara Trump dan Kim ini diharapkan mampu memberikan titik terang terkait bagaimana rencana denuklirisasi itu akan dilaksanakan.

Pada Juni 2018, Trump dan Kim mengadakan dialog tatap muka setelah berbulan-bulan bertukar ancaman militer dan retorika agresif.

Kedua pemimpin itu menandatangani dokumen samar-samar tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea, tetapi kemajuan sejak itu terhenti ketika Washington dan Pyongyang berdebat mengenai makna denuklirisasi yang tertera dalam dokumen itu.

Korea Utara telah mengambil beberapa langkah konkret untuk meninggalkan beberapa program rudal nuklir dan balistiknya. Namun, AS --yang menginginkan denuklirisasi komplet-- menganggap hal itu tak cukup.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dijadwalkan bertemu dengan pejabat tinggi Korea Utara pada awal November 2018, tetapi pertemuan itu tiba-tiba dibatalkan. Pihak Pyongyang bersikeras bahwa Washington meringankan sanksi sebagai imbalan atas upaya perlucutan progran nuklir mereka.

 

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Trump dan Presiden Korsel Bahas Korea Utara

Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un berpose sebelum pertemuan mereka di resor Capella, Pulau Sentosa, Selasa (12/6). Pertemuan Trump dan Kim sudah banyak dinantikan dunia. (Host Broadcaster Mediacorp Pte Ltd via AP)

Pada Jumat 30 November lalu, Donald Trump membahas situasi Korea Utara dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di sela-sela KTT G20.

Keduanya "menegaskan kembali komitmen mereka untuk mencapai denuklirisasi akhir yang sepenuhnya diverifikasi dari Korea Utara," kata juru bicara Trump, Sarah Sanders, yang merangkum pertemuan kedua pemimpin.

Mereka sepakat tentang perlunya "mempertahankan penegakan kuat dari sanksi yang ada untuk memastikan DPRK memahami bahwa denuklirisasi adalah satu-satunya jalan," kata Sanders, menggunakan nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK)

Sementara itu, antor kepresidenan Moon Jae-in menyambut komentar Trump tentang pertemuan kedua dengan Kim.

"Kami berharap agenda konkret dan logistik akan ditentukan segera," kata Yonhap mengutip juru bicara kepresidenan Kim Eui-kyeom.

Washington dan Seoul baru-baru ini mengalami perbedaan pandangan tentang bagaimana melanjutkan hubungan dengan Kim Jong-un. Trump menginginkan penegasan sanksi terhadap Korea Utara demi mencapai denuklirisasi, sementara Moon Jae-in justru menginginkan hubungan yang kuat dengan Pyongyang.

Di sela KTT G20, Trump juga mengadakan pembicaraan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping guna membahas isu perdagangan kedua negara. Trump juga mengatakan bahwa ia dan Xi membahas tentang Korea Utara, di mana sang presiden China itu mengatakan "setuju untuk bekerjasama 100 persen dengan AS" pada isu tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya