Kapolres Bima dan Kapolda NTB Tak Perlu Dicopot

Hasil investigasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kapolres Bima dan Kapolda NTB tak perlu dicopot karena dinyatakan baik oleh masyarakat sekitar.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jan 2012, 11:07 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Kapolres Bima Ajun Komisaris Besar Polisi Kumbul KS dan Kapolda Nusa Tenggara Barat Brigjen Polisi Arif Wahyunandi tak perlu dicopot terkait kasus bentrokan berdarah di Pelabuhan Sape. Kedua pimpinan kepolisian tersebut dinyatakan baik oleh masyarakat sekitar.

Demikian hasil investigasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). "Bagi masyarakat Bima, kedua pimpinan polisi tersebut dikenal bagus dan banyak prestasi, selain itu hasil pemeriksaan Irwasum Polri menyatakan mereka clear," Kata Zaini pimpinan investigasi, Zaini Mustakim, di Jakarta, Kamis (12/1).

"Kemarin kami lihat sendiri masyarakat di Lambu beraktivitas seperti biasa. Tipe masyarakat Bima pada umumnya mudah melupakan dan mudah memaafkan. Meskipun demikian kami meminta tragedi kerusuhan tersebut tetap diusut secara tuntas secara transparan dan akuntabel," tambahnya.

Zaini yang Wakil Sekjen bidang Media dan Opini Publik PB PMII ini mengatakan telah berdiskusi dengan warga serta tokoh di Bima. Menurutnya mereka heran pada waktu kejadian ada BKO. "Dari mana mereka, ini yang belum terungkap. Kami meyakini ini ada operasi rahasia," tuturnya.

Menurut Zaini kerusuhan yang terjadi di Pelabuhan Sape diidentifikasi perbuatan elite politik di Jakarta yang mencoba melakukan upaya destruktif dan bermain-main untuk kepentingan perebutan tambang di Blok Soro yang luasnya kurang lebih 25 ribu hektare yang meliputi Lambu, Sape dan Langgudu.

"Kami juga melihat pertarungan tersebut melibatkan oknum jenderal di institusi kepolisian yang punya afiliasi dan kedekatan dengan Australia," jelasnya. "Kami berharap elite-elite politik yang bermain di Bima segera bertobat dan menghentikan aktivitasnya".(ADM/JUM).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya