6 Sosok Pahlawan dengan Kiprah Tak Biasa

Para pahlawan ini bukanlah mereka yang gugur dalam peperangan dahsyat, tapi kiprah mereka patut diacungi jempol. Siapa saja mereka?

oleh Putu Elmira diperbarui 10 Nov 2018, 07:01 WIB
Menyimak para pahlawan yang mendedikasikan hidupnya lewat kiprah yang tidak biasa. Siapa saja mereka? (Liputan6.com/ Gempur M. Surya)

Liputan6.com, Jakarta - 10 November tidak lagi dikenal sebagai tanggal biasa sejak ditetapkan pada 16 Desember 1959 sebagai hari nasional untuk memperingati Hari Pahlawan. Momen ini digunakan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur usai memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, Hari Pahlawan di masa kini juga sudah sepatutnya jadi bentuk apresiasi kepada para pahlawan dengan kiprah tidak biasa. Mereka adalah orang-orang yang mendedikasikan hidup untuk kesejahteraan masyarakat hingga memiliki prestasi yang diakui di kancah dunia.

Lantas, siapa saja para pahlawan dengan kiprah tidak biasa tersebut? Yuk, simak ulasan lengkap yang telah dirangkum Liputan6.com untuk menyambut Hari Pahlawan 2018 berikut ini.

1. dr. Lie Dharmawan

dr. Lie Agustinus Dharmawan merupakan pendiri doctorSHARE, organisasi nirlaba di bidang medis yang mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan. Ia mengarungi Nusantara untuk memberikan fasilitas kesehatan kepada masyarakat yang terpencil dari sisi geografis.

Sejak 2015, dr. Lie bersama doctorSHARE turut menjalankan program Flying Doctors atau Dokter Terbang. Program ini dijalankan ditujukan kepada mereka yang berada di sekitar pegunungan yang minim akan transportasi darat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 6 halaman

2. Butet Manurung

Butet Manurung (Liputan6.com/Annissa Wulan)

Kisah sosok inspiratif Saur Marlina Manurung atau akrab disapa Butet Manurung tentu telah tersebar luas. Ia merupakan pendiri Sokola Rimba atau Sekolah Rimba yang memberikan pendidikan alternatif kepada masyarakat suku Anak Dalam di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi.

Sokola, organisasi nonprofit yang mengajarkan baca-tulis ini sempat ditolak oleh Orang Dalam karena khawatir pendidikan akan mengubah adat istiadat mereka. Perjuangan Butet Manurung pun diapresiasi oleh deretan penghargaan, salah satunya Heroes of Asia Award 2004 dari Majalah Time.

3 dari 6 halaman

3. Andri Rizki Putra

Pendiri Yayasan Pemimpin Anak Bangsa, Andri Rizki Putra (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Andri Rizki Putra adalah sosok di balik berdirinya Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB). Seperti dilansir dari laman ypab.org, Jumat, 9 November 2018, YPAB adalah organisasi nonprofit yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan program Paket A (Setara SD), Paket B (Setara SMP), dan Paket C (Setara SMA) sejak 10 September 2012 khusus diperuntukan bagi masyarakat putus sekolah.

Bantuan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa tidak dikenakan biaya. YPAB juga memiliki empat program yang meliputi Pendidikan Kesetaraan, Program The Stars, Keaksaraan Dasar, serta Ruang baca.

4 dari 6 halaman

4. Joey Alexander

Joey Alexander (Adrian Putra/Bintang.com)

Pianis muda asal Indonesia, Joey Alexander mencuri perhatian sekitar penghujung tahun 2015. Kala itu, ia masuk dua nominasi di ajang penghargaan musik bergengsi dunia, Grammy Awards ke-58. Namun sayang, Joey belum berhasil meraih kemenangan.

Kendati demikian, sederet pencapaian telah ia raih seperti tampil bersama legenda jazz Herbie Hancock hingga tampil di hadapan Presiden Amerika ke-44 Barack Obama di Gedung Putih. Joey telah menelurkan empat album yakni Eclipse, Joey.Monk.Live!, Countdown, dan My Favorite Things.

5 dari 6 halaman

5. Ipda Rochmat Tri Marwoto

Ipda Rochmat Tri Marwoto (dok. Liputan6.com)

Ipda Rochmat Tri Marwoto, anggota Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Jawa Timur mengasuh 80 anak kurang mampu demi mendapatkan pendidikan tinggi. Atas ketulusannya itu, Rochmat mendapat penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kabar ini disampaikan staf United Nation Of Information Center, Leodewyk Pasulatan kepada Rochmat. Sementara, cerita awal ia mengasuh saat berkunjung ke Pacitan pada 2007. Seperti dilansir brilio.net, Jumat, 9 November 2018, saat ditugaskan di Jakarta, Rochmat juga menjadi tukang ojek.

6 dari 6 halaman

6. Marsan

Addie MS dan Pak Masan (dok. Instagram @addiems999/https://www.instagram.com/p/Bptz3ORnc0m/Dadan Eka Permana)

Musikus Addie MS sempat berkisah melalui akun Instagram pribadinya mengenai sosok Marsan yang dahulunya merupakan seorang kusir delman. Marsan mendedikasikan hidup membantu penyandang disabilitas mental karena sempat menyaksikan seseorang makan dari tempat sampah tahun 1992 silam.

"Kini, dia (Marsan) merawat lebih dari 360 penderita di pantinya, Yayasan Al Fajar Berseri. Lalu, PT Cikarang Listrindo membantunya dgn membangun rumah perawatan," tulis Addie MS.

Sementara, Yayasan Al Fajar Berseri berada di Kampung Pulo Poncol, RT 04, RW 37, Desa Sumber Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Terapi tradisional Marsan terapkan untuk menyembuhkan penyandang disabilitas mental.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya