Apa Efek Bila Menu MPASI Tak Mengandung Protein Hewani?

Anak butuh protein hewani dan nabati. Jika tidak memasukkan protein hewani ke menu MPASI, bisa-bisa anak pendek.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 04 Nov 2018, 09:00 WIB
Tidak Sulit Membuat Anak Menyukai Makanan untuk Dia Makan (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ada sebagian orangtua yang masih ragu memberikan protein hewani seperti daging sapi atau ayam ke Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Sehingga yang diberikan kepada bayi di atas enam bulan tersebut hanya nasi, sayur, buah, dan protein nabati dalam bentuk bubur. Tepatkah seperti itu?

"Enggak, enggak boleh (seperti itu)," kata ahli gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes di Jakarta saat acara memasak bersama Nestle.

Rita menjelaskan bahwa anak sedang tumbuh dan berkembang dengan pesat membutuhkan protein hewani dan nabati. Saat tumbuh, itu berarti berbicara mengenai fisik yang dari ukurannya kecil menjadi besar.

"Untuk ukuran agar tumbuh besar ini memang butuh protein dan kalsium," kata Rita.

 

Sumber protein. (iStockphoto)

Menurut penelitian, penyerapan kalau hanya diberikan protein nabati saja penyerapan di tubuh anak cenderung tidak terlalu baik. Maka perlu diberikan juga protein hewani. Namun, bukan hanya protein hewani saja. Pada anak juga diberikan protein nabati, sehingga anak terbiasa menerima makanan yang kaya serat seperti yang ada di tahu dan tempe.

"Jadi, memang yang paling terbaik untuk anak itu diberikan dua-duanya (protein nabati dan hewani)," kata dosen di beberapa universitas ini.Jika hanya diberikan jenis protein nabati saja, nanti anak bisa gagal tumbuh."Berarti tinggi badannya tidak tercapai," kata Rita.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya