Ma'ruf Amin Tegaskan Tak Ada Perpecahan di NU

Calon wakil presiden Ma'ruf Amin menegaskan hubungannya dengan Mahfud MD tidak ada masalah.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2018, 12:44 WIB
Calon wakil presiden Ma'ruf Amin disambut Mantan Ketua MK, Mahfud MD dan Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid setibanya di kawasan Ciganjur, Jakarta, Rabu (26/9). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin menegaskan hubungannya dengan Mahfud MD tidak ada masalah. Hal itu dia katakan usai pertemuan dengan keluarga Gus Dur. Mahfud kebetulan juga menemani Sinta Nuriyah dan Yenny Wahid.

Mantan Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) itu mengatakan, sesama warga NU sama sekali tidak ada perpecahan seperti yang kerap dituding. Ma'ruf Amin menyebut bahwa Mahfud juga merupakan warga NU.

"Kita nggak ada apa-apa. Bagi saya Pak Mahfud itu warga NU, tak ada isu yang seperti ini-itu, karena itu saya juga mohon maaf kalau ada isu-isu yang tak baik," kata Ma'ruf di rumah keluarga Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ciganjur, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).

Ma'ruf menjadi cawapres kedua yang bersilaturahmi dengan keluarga Gus Dur. Dia bertemu dengan istri Gus Dur, Sinta Nuriyah dan anaknya, Yenny Wahid. Sebelumnya, Joko Widodo, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno telah mengunjungi keluarga Gus Dur.

Pada kesempatan ini pula Ma'ruf menegaskan bahwa keluarga Gus Dur akan saling mendukung demi membangun bangsa. Ma'ruf sebagai cawapres hanya meminta doa restu.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyatakan, dirinya tak muluk-muluk incar kekuasaan. Hanya mendampingi Jokowi untuk membantu mempersiapkan generasi yang akan datang.

"Saya hanya menyiapkan saja, membantu Pak Jokowi. Pasti saya tak akan menikmati hasil pembangunannya itu," ucap Ma'ruf Amin.

2 dari 2 halaman

Sepakat Bersatu

Mahfud, yang sebelumnya juga masuk bursa cawapres Jokowi mengatakan telah sepakat soal saling klaim status ke-NU-an. Bahwa tak ada NU saling kotak-mengotakan. Mantan Ketua MK itu menjamin NU tidak terpengaruh politik praktis.

"Oleh karena itu tadi disepakati tidak ada lagi apa namanya saling ejek ada NU kultural NU struktural, karena satu semua. Struktural itu pelayan kultural, yang kultural itu penyangga yang struktural. Sehingga ke depannya tidak ada lagi urusan kotak-kotak," tandasnya.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya