Menko Luhut: Tak Perlu Khawatir Meski Rupiah Sentuh 14.500 per Dolar AS

Kondisi rupiah masih terbilang bagus sebab fundamental ekonomi Indonesia masih terjaga.

oleh Merdeka.com diperbarui 20 Jul 2018, 14:15 WIB
Menkomaritim Luhut Binsar Panjaitan memberi sambutan saat menghadiri penandatanganan kerja sama antar bank sindikasi di Jakarta, Jumat (29/12). Kerja sama antar bank tersebut sebesar 19,25 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan yang cukup dalam pada perdagangan Jumat ini. Rupiah yang dibuka di level 14.477 per dolar AS langsung merosot hingga ke angka 14.545 per dolar AS. 

Namun, pelemahan rupiah tersebut tidak membuat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan was-was. Menurutnya pelemahan rupiah tersebut masih wajar.

"Rupiah biasa, enggak apa-apa, enggak masalah," kata Luhut di kantornya, Jumat (20/7/2018).

Kondisi rupiah ini masih terbilang bagus sebab fundamental ekonomi Indonesia masih terjaga. "Rupiah bagus, fundamental ekonomi kita, inflasi bagus," ujarnya.

Selain itu, Menko Luhut juga menjelaskan bahwa rupiah akan semakin terjaga jika penggunaan B20 sudah diterapkan. Sebab penggunaan B20 bisa mengurangi atau mengatasi tekanan current account deficit (defisit neraca berjalan) Indonesia.

"Kami mau menggunakan B20, kami hitung bisa penerimaan hampir USD 4 miliar dalam dua tahun ke depan, tahun ini kalau digunakan 500 ribu ton saja saya kira sudah hampir USD 1 miliar, jadi current account defisit kita bisa jadi baik juga, overall saya kira tidak ada yang harus dikhawatirkan." kata dia. 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Penyebab Pelemahan Rupiah

Menyisihkan uang Rp 10.000 per hari untuk "menabung" di reksa dana berpotensi menghasilkan jutaan rupiah.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. Pelemahan rupiah hingga tembus level 14.500 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (20/7/2018), rupiah dibuka di angka 14.477 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.4432 per dolar AS. Tak lama kemudian, rupiah terus melemah hingga menyentuh level 14.545 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.474 per dolar AS hingga 14.545 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,54 persen. 

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar AS, rupiah dipatok di angka 14.520 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.418 per dolar AS.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, pergerakan rupiah masih melemah seiring imbas kenaikan dolar AS yang masih merespons pidato Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve) Jerome Powell akan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang stabil.

"Meskipun di sisi lain Powell tidak menyampaikan secara detil kebijakan moneter The Fed ke depannya," ujar dia dikutip dari Antara.

Dari dalam negeri, ditahannya level suku bunga Bank Indonesia di level 5,25 persen tidak banyak membantu rupiah untuk bergerak menguat.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya