Luhut Minta Menteri Susi Legawa Terima Hasil Pemeriksaan BPK

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta Menteri KP Susi Pudjiastuti bisa menerima dengan lapang dada hasil laporan BPK terhadap LKKL KKP.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2018, 13:00 WIB
Menko Kemaritiman ‎Luhut Binsar Pandjaitan (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menerima penilaian yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan kementeriannya (Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga/LKKL). 

BPK memberikan opini 'Tidak Menyatakan Pendapat (TMP)' atau 'disclaimer' terhadap LKKL Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Keamanan Laut (Bakamla).

"Tadi di KKP, saya minta tolong sama Pak Dirjen menyampaikan ke Bu Menteri (Susi Pudjiastuti), kita dengerin mereka (BPK). Kita harus belajar mendengar. Mau mendengar," ungkap Luhut dalam acara penyerahan LHP LKKL oleh BPK, di Gedung BPPT II, Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Menurut dia, kerelaan untuk mendengarkan pendapat pihak lain, dalam hal ini BPK, amat penting bagi kemajuan pengelolaan keuangan negara.

"Kesalahan kita kadang-kadang, kalau kita sudah duduk di kursi kekuasaan suka lupa mendengar," kata dia.

Luhut mengisahkan pengalamannya dulu ketika menempa karier sebagai militer. 

"Dari perjalanan kecil karier saya sebagai militer, kenapa korban prajurit saya paling sedikit dalam semua operasi militer yang saya ikuti, karena saya mau mendengarkan. Saya dengar. Tidak mesti saya harus nurut pada mereka. Tapi saya dengarkan baik-baik. Apa pikiran kamu," ujar mantan Komandan Satuan Gultor 81 Kopassus ini.

 

2 dari 2 halaman

Kriteria Pemimpin

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) saat melakukan pertemuan dengan jajaran EMTEK Group di gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (7/3). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kualitas kepemimpinan yang baik, diakui Luhut, adalah tidak saja berani mengambil keputusan, tapi juga mau mendengarkan pendapat, meskipun berbeda pandangan.

"Pak Presiden Jokowi itu berikan contoh. Teladan Pak Presiden itu kan mau dengar dan berani ambil keputusan dan tanggung jawab, dan teliti. Pemimpin itu keteladanan sesuai kata dengan tindakan itu saja. Itu saja. Enggak bisa semau kita. Kadang-kadang sakit. Tapi ya kita dengerin," tegas dia.

Karena itu, Mantan Menko Polhukam ini kembali menegaskan agar antara pemerintah dan BPK bisa terjalin komunikasi yang baik agar pelayanan dan pengelolaan negara menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

"Kalau tidak ada komunikasi tidak akan pernah jalan. Apa saja. Operasi apa saja, sama juga disini. Komunikasi itu penting. Saya terima kasih ke Prof Rizal sudah mengingatkan kami yang hadir di sini akan coba lebih baik dan harus lebih baik lagi," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya