Menakjubkan, Alam Semesta Ternyata Bisa Tampung Dua Triliun Galaksi

Jumlah tersebut 20 kali lipat lebih banyak ketimbang perkiraan sebelumnya.

Oleh DW.com diperbarui 01 Jun 2018, 04:00 WIB
Ilustrasi Galaksi Bima Sakti (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan mengungkap alam semesta menyimpan dua triliun galaksi. Jumlah tersebut 20 kali lipat lebih banyak ketimbang perkiraan sebelumnya.

Temuan itu didasarkan dari model tiga dimensi dari citra langit yang dibuat Teleskop Antariksa Hubble selama 20 tahun terakhir, demikian laporan dari ilmuwan jurnal ilmiah Astronomical Journal.

çmerupakan galaksi tetangga dan bukan bagian dari galaksi Bima Sakti.

Bahkan, di era astronomi modern sekalipun, pertanyaan tersebut tidak mudah buat dijawab.

Pasalnya, partikel cahaya yang dipancarkan setiap benda langit membutuhkan waktu lama untuk mencapai planet Bumi.

Cahaya sejumlah obyek bahkan membutuhkan waktu lebih lama dari usia alam semesta, sehingga saat ini keberadaannya masih tak kasat mata.

2 dari 3 halaman

Keterbatasan Teknologi

Ilustrasi galaksi yang baru ditemukan di balik Bima Sakti (sumber: phys.org/ICRAR)

Bahkan dalam "semesta yang terlihat" saja, teknologi manusia yang ada cuma mampu menangkap 10 persen dari semua obyek di alam semesta.

"Sangat mengganggu pikiran saya bahwa 90 persn semua galaksi di jagat raya masih belum bisa diteliti," tutur Christopher Conselice, pemimpin tim peneliti dari University of Nottingham.

"Siapa tahu temuan menarik seperti apa yang bisa kita dapatkan dengan mengamati galaksi-galaksi ini dengan teleskop generasi terbaru," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Big Bang

Ilustrasi galaksi RGG 118 (Sumber : telegraph.co.uk)

Model tiga dimensi yang dibuat Conselice dan timnya mencakup hingga 13 miliar tahun silam, tidak lama setelah peristiwa kosmik big bang atau "dentuman dahsyat" yang melahirkan alam semesta.

Dengan menggunakan model matematika teranyar, ilmuwan berhasil menghitung jumlah galaksi "yang terlihat" di luar jangkauan teleskop.

Mereka juga menemukan jumlah galaksi yang mencapai sepuluh kali lipat ketika alam semesta baru berusia beberapa miliar tahun.

Temuan tersebut menunjukkan adanya "evolusi signifikan yang kemudian menyusutkan jumlah galaksi melalui perkawinan antara sistem."

Reporter: DW

Sumber: DW.com

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya