Ini Pelajaran Berharga dari 5 Miliarder yang Dulunya Hidup Melarat

Meski punya masa lalu kelam, lima orang ini membuktikan bahwa kerja keras tak akan mengkhianati hasilnya. Mereka bisa jadi miliarder berkat perjuangan yang penuh aral.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Mar 2018, 20:02 WIB
Oprah Winfrey (Instagram/@oprahwinfrey)

Liputan6.com, New York - Hidup itu ibarat roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Tak melulu jalan hidup seseorang buntu, dan juga tak selalu hidup manusia lurus tanpa liku.

Semua orang tentu akan mencapai kesuksesan apabila bekerja keras. Bukan tidak mungkin, status miliarder dapat disematkan pada orang yang dulunya susah minta ampun.

Meski punya modal sedikit, bahkan hanya bermodal keyakinan, sejumlah orang ini membuktikan bahwa kerja keras tak akan mengkhianati hasilnya. Mereka yang dulunya susah kini jadi miliarder terkenal atas hasil karya mereka.

Bahkan, banyak orang yang kini bergantung pada hidup mereka. Lewat dari sejumlah karya-karya yang mereka ciptakan. Pundi-pundi uang itu terkumpul sehingga menjadikan mereka sebagai miliarder sukses.

Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Senin (19/3/2018), berikut kisah inspiratif 5 orang yang dulunya melarat kini jadi miliarder:

2 dari 6 halaman

1. Leonardo Del Vecchio

Ilustrasi Kacamata Hitam (iStockphoto)​

Leonardo Del Vecchio lahir di Milan, Italia pada tahun 1935. Beberapa bulan setelah kelahirannya, sang ayah harus menghadap Sang Kuasa. Di satu sisi, ibu kandungnya tak mampu membesarkan Leonardo.

Jalan satu-satunya adalah memberikannya ke panti asuhan. Pendidikan Leonardo berlanjut, saat duduk di bangku kuliah ia magang di sebuah pabrik bernama Johnson yang memproduksi medali dan lencana.

Dari hasil bekerja tersebut ia membayar tambahan uang sekolah. Ia bekerja sepulang kuliah dan belajar pada malam hari.

Setelah lulus, ia diberi kesempatan untuk bekerja sebagai mandor di pabrik. Setelah bertahun-tahun bekerja di pabrik, tercetus dalam pemikirannya untuk bekerja memulai usaha membuat kacamata.

Dengan modal seadanya, ia membuka studio kecil dan memproduksi kacamata di Milan. Ketika berusia 26 tahun, ia mengetahui ada tawaran di sebuah kota bernama Agordo yang menawarkan lahan gratis untuk membuka pabrik dan tempat usaha.

Lewat tawaran itu, ia meninggalkan segalanya yang ada di Milan. Setelah beberapa tahun ia sadar harus menciptakan sebuah nama untuk brand yang ia kelola dengan nama Luxottica.

Bisnisnya berkembang, kini ia memproduksi kacamata berkualitas untuk merek-merek ternama seperti Ray-Ban, Coach, Oakley, Prada dan masih banyak lagi. Forbes mencatat bahwa Leonardo memiliki kekayaan bersih senilai US$ 22,6 miliar.

3 dari 6 halaman

2. Do Won Chang

Ilustrasi uang (iStockphoto)

Pada 1981, Do Won Chang hijrah dari Korea Selatan ke Amerika Serikat bersama keluarganya.

Ia mulai melamar pekerjaan di Los Angeles dan bekerja di kedai kopi untuk mencuci piring dengan gaji Rp 42 ribu per jam. Setelah bekerja di tempat cuci piring ia beralih ke pekerjaan kedua yaitu petugas pom bensin.

Setelah bergelut dengan segala jenis pekerjaan, pria ini akhirnya merenung saat melihat deratan mobil mewah mondar-mandir.

"Apa yang sedang saya lakukan? Apakah selamanya saya bekerja seperti ini untuk mencari nafkah? ujar Do Won Chang.

Usut-punya susut, orang-orang bermobil mentereng ternyata bekerja di bidang fashion, misalnya perancang busana. Gagasan kemudian muncul di kepala Do Won Chang.

Do Won Chang kemudian semakin giat bekerja dan menghemat uang sehingga bisa menabung US$ 11 ribu. Dengan modal segitu, Do Won Chang membuka sebuah brand fashion yang menjual pakaian murah.

Kini, brand yang itu bisa jadi pernah Anda gunakan. Ya... Do Won Chang adalah pemilik dari brand Forever 21 yang sekarang sudah menjamur di Jakarta.

4 dari 6 halaman

3. Ingvar Kamprad

Pendiri IKEA Ingvar Kamprad Meninggal Dunia di Usia 91 Tahun. Foto diambil pada tahun 2002 di depan markas Ikea di Almhult, selatan Swedia (CLAUDIO BRESCIANI / AFP)

Ingvar Kamprad lahir di sebuah peternakan di pedesaan Swedia, Keluarganya sangat miskin, bahkan di usia enam tahun ia harus mulai bekerja menjual korek api.

Sejak kecil, Ingvar Kamprad gemar berkeliling menggunakan sepeda untuk menjual hiasan Natal dari pintu ke pintu. Sudah miskin, punya kekurangan pula. Itulah yang membuatnya nyaris putus asa.

Ia memiliki riwayat disleksia -- membuatnya sulit mendapat nilai bagus. Karena kondisi semacam ini, ia memutuskan untuk fokus pada usaha bisnis.

Pada usia 17 tahun sang ayah memberikannya uang. Alhasil, uang itu dijadikan modal usaha. Ia memutuskan untuk berbisnis prabot rumah tangga dengan nama Agunnaryd (alias IKEA).

Setelah bertahun-tahun menjual prabot rumah tangga ke tetangga, ia mulai menyadari bahwa setiap orang membutuhkan perabotan dan dekorasi rumah.

Jadi ia menjual produk dengan harga yang jauh lebih murah dari pada pesainnya.

5 dari 6 halaman

4. Oprah Winfrey

Aktris sekaligus presenter, Oprah Winfrey menghadiri premier film "A Wrinkle In Time" di Hollywood’s El Capitan Theater, Los Angeles, Senin (26/2). Oprah Winfrey datang dalam balutan Atelier Versace mididress warna navy. (Jordan Strauss/Invision/AP)

Oprah Winfrey lahir di sebuah kota kecil di Mississippi, Amerika Serikat. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Bahkan ibunya hanyalah pembantu rumah tangga.

Ketika berusia sembilan tahun, beberapa pria dari keluarganya melecehkannya secara berulang. Ia pindah ke Tennesse untuk tinggal bersama sang ayah, tetapi pelecehan seksual tidak berhenti.

Baru usia 14 tahun, ia hamil. Bayi itu meneninggal saat lahir. Oprah telah melewati apa itu neraka saat usia muda. Meski demikian, hidupnya tak berhenti di situ. Oprah dikenal murid yang cerdas dan unggul di sekolah.

Ia mendapat beasiswa untuk kuliah dan mulai bekerja di sebuah stasiun radio. Kala itu ia menjadi pembawa berita. Ada yang spesial dari dalam dirinya sehingga dicintai oleh banyak orang.

Bahkan ia dikenal secara luas oleh publik lewat program talkshow yang begitu terkenal -- meski sekarang sudah tak tayang.

6 dari 6 halaman

5. J.K. Rowling

Buku langka yang ditulis tangan dan digambar oleh penulis 'Harry Potter' J.K. Rowling berjudul 'The Tales of Beedle the Bard' diperlihatkan di rumah lelang Sotheby, London, 9 Desember 2016. Buku itu terjual seharga Rp6,2 miliar. (Justin TALLIS/AFP)

Joanne Rowling dibesarkan dari keluarga yang sederhana. Ia pun juga harus berjuang secara finansial untuk memenuhi kebutuhannya.

Demi mengejar cita-cita, J.K Rowling melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Salah satu impiannya yaitu menjadi seorang novelis terkenal.

Meski sudah bercita-cita menjadi novelis, kedua orangtuanya selalu mengatakan bahwa itu hanyalah mimpi belaka.

Hidupnya yang susah berlanjut hingga dewasa dan memiliki anak. Bahkan ia hampir kehilangan tempat tinggal dan bergantung pada bantuan pemerintah untuk bertahan hidup.

Demi mewujudkan impian tersebut, J.K. Rowling semakin mantap dan bersungguh-sungguh. Ia memusatkan perhatiannya untuk menyelesaikan novel Harru Potter.

Namun, meski sudah selesai ditulis, masalah masih banyak ia temui. Beberapa penerbit menolak karyanya. Hingga akhirnya usaha J.K. Rowling berbuah manis.

Pada usianya yang ke-32 tahun, Harry Potter and Philosopher's Stone diterbitkan di Inggris.

Kini, ia menjadi novelis paling sukses di dunia. Waralaba Harry Potter dapat meraup uang hingga US$ 7,7 miliar 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya