Syaikhu Ingin Lahan Pertanian Abadi di Jabar

Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sepakat merevitalisasi lahan pertanian supaya nanti ada lahan pertanian abadi.

oleh Devira PrastiwiHuyogo Simbolon diperbarui 14 Mar 2018, 14:11 WIB
Pasangan Cagub Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat-Ahmad Syaikhu saat pertemuan dengan Partai Gerindra, Jakarta, Kamis (1/3). Pertemuan membahas kesiapan Pilkada Jabar yang akan dilaksanakan serentak, 27 Juni 2018. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Karawang - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu menemui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sritani Desa Kalijati, Kecamatan Jatisari Karawang Jawa Barat.

Pria yang biasa dipanggil Kang Syaikhu ini menyatakan, dirinya dan Sudrajat sepakat terus merevitalisasi lahan pertanian supaya nantinya bisa ada lahan pertanian abadi.

"Lahan pertanian boleh berganti kepemilikan, namun tidak boleh beralih fungsinya," ujar Syaikhu melalui pesan tertulis, Rabu (14/3/2018).

Ahmad Syaikhu berjanji akan memperhatikan kesehatan dan pendidikan masyarakat. Dalam hal ini, menurutnya adalah para petani yang mempunyai anak itu harus bisa bersekolah dan mendapatkan kemudahan dalam pelayanan kesehatan.

"Sehingga akan terwujud petani dan buruh tani yang sejahtera serta masyarakat yang baldatun thoyyibatun warrobun ghofur," ucapnya.

Alasan Syaikhu memperhatikan petani lantaran pihaknya menilai keberadaan petani dibutuhkan karena masyarakat butuh makan.

"Kita semua sangat memerlukan petani, karena setiap hari kita butuh makan. Apalagi pola makan penduduk Indonesia ini yang tadinya mengkonsumsi berbagai keragaman pangan, kini sudah banyak beralih ke padi atau beras," kata Ahmad Syaikhu.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Jangan Sampai Impor Pangan

Bakal cagub dan cawagub Jawa Barat, Mayjen (Purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu di kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (27/12). Partai Gerindra, PKS dan PAN sepakat mengusung Sudrajat dan Ahmad Syaikhu di Pilgub Jawa Barat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ahmad Syaikhu berujar, kalau negeri ini ingin ketahanan pangannya kuat, maka produktivitas pertanian khususnya padi harus lebih diperbanyak lagi. Karena kalau tidak, maka akan kembali terjadi impor pangan di Indonesia.

"Di sisi lain lahan-lahan pertanian masyarakat di sekitar kita semakin tergerus oleh alih fungsi lahan ke industri, perumahan, dan lain sebagainya. Sehingga, mengakibatkan para petani dan buruh tani tidak bisa survive menghadapi hal-hal seperti itu," tuturnya.

Dia memaparkan, menurut data pertanian, di Karawang memiliki lahan pertanian yang tadinya 187.000 hektare, kini tinggal 87.000 hektare saja. Sungguh ironis dengan julukan Karawang sebagai lumbung padi nasional.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya