Konjen RI Ajak Masyarakat Sangir Bersatu Maju Saat Rayakan Upacara Tulude di General Santos City

Konsul Jenderal RI Berlian Napitupulu menghadiri Acara Perayaaan Tulude di Gereja UCCP, Balunto, General Santos City, 28 Januari 2018.

oleh nofie tessar diperbarui 14 Feb 2018, 11:56 WIB
Konsul Jenderal RI Berlian Napitupulu menghadiri Acara Perayaaan Tulude di Gereja UCCP, Balunto, General Santos City, 28 Januari 2018.

Liputan6.com, Jakarta Konsul Jenderal RI Berlian Napitupulu menghadiri Acara Perayaaan Tulude di Gereja UCCP, Balunto, General Santos City, 28 Januari 2018.

“Tulude adalah suatu upacara tradisional suku Sangir-Talaud yang bernilai tinggi. Hakekatnya Tulude merupakan perayaan ucapan syukur kepada Tuhan atas apa yang sudah kita dapat, kita alami, kita terima sepanjang tahun lalu. Tulude berasal dari kata Suhude yang artinya menolak bala. Dulu mungkin artinya menolak bala atau roh-roh jahat, tetapi sekarang maknanya adalah menolak kebiasaan-kebiasaan buruk dan hal-hal negatif. Oleh karena itu, pada perayaan Tulude tahun ini dan mumpung masih suasana tahun baru, mari kita memasuki tahun baru 2018 dengan semangat baru dan pencapaian baru,” demikian ujar Konsul Jenderal RI Berlian Napitupulu ketika memberikan kata sambutan.

Acara perayaan Tulude dimulai dengan Ibadah Ucapan Syukur dan Pemotongan Kue Tamo Khas Sangir serta menyanyikan lagu nasional Indonesia Raya.

Lebih lanjut Konjen menyatakan bangga terhadap masyarakat keturunan Sangihe-Talaud di Mindanao Filipina yang masih melestarikan tradisi walaupun tinggal di negeri orang.

“Saya bangga dan menyambut gembira bahwa masyarakat keturunan Sangihe-Talaud di Mindanao Filipina merayakan dan melestarikan tradisi yang sudah dimulai sejak ratusan tahun lalu. Tulude adalah suatu tradisi sangat baik yang mempersatukan masyarakat dari berbagai puak dan agama yang ada di Sangir & Talaud, walaupun sudah di luar negeri. Kami sangat menginginkan agar masyarakat keturunan Sangir-Talaud di Mindanao tetap bersatu, maju, dan kompak."

“Mari Kita buat deklarasi pada diri masing-masing. Apapun masalah yang kita hadapi, betapa pun sulitnya penderitaan yang kita alami, kita akan mampu mengatasinya sebagaimana kita lewati pada tahun-tahun lalu,” imbuh Konjen Berlian.

“Usahakan hari ini lebih baik dari kemarin, besok lebih baik dari hari ini. Jangan hanya bekerja secara rutin, karena Dunia berputar dan berubah sangat cepat. If you don’t change, you will die or you will be left behind. Kalau kita masih sama seperti kemarin, there must be something wrong that need to be changed. Kita tidak boleh cepat berpuas diri lalu berhenti, tapi terus meningkatkan diri” pungkas Konjen Berlian.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film pendek Indonesia tentang "Kejujuran" dan Pembangunan Indonesia, terutama di bidang infrastruktur. Pemutaran film dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang kemajuan Indonesia dewasa ini sekaligus potensi ekonomi dan peluang kerja. Usai pemutaran film Konjen Berlian mengadakan kuis berhadiah dengan tujuan agar para peserta lebih menghayati dan mengingat informasi yang disampaikan.

Pada sesi penutup, Pendeta Fransina Ines Wolf menyatakan: “kami sangat terharu bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sudah lama kami tidak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut. Kami juga sangat mengapresiasi adanya pemutaran film Indonesia ini sehingga mengetahui perkembangan Indonesia."

"Kami akan terus belajar mengenai Indonesia,” ujar Pendeta Wolf dengan antusias.

 

(PR)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya