3 Guncangan Besar di Bulan Januari, Bukti 2018 Jadi Tahun Gempa?

Tahun 2018 belum lagi genap sebulan, namun sudah ada tiga gempa dengan kekuatan di atas 7 skala Richter yang terjadi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Jan 2018, 18:20 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, London - Tahun 2018 belum lagi genap sebulan, namun sudah ada tiga gempa dengan kekuatan di atas 7 skala Richter yang terjadi. Peningkatan tersebut disadari betul oleh para ilmuwan.

Apalagi, hanya tercatat tujuh gempa dengan kekuatan di atas 7 SR yang terjadi di sepanjang 2017.

Para ilmuwan memperkirakan, jumlah gempa berukuran besar yang akan terjadi pada 2018 bisa dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Sejumlah ilmuwan mengaitkan kecepatan rotasi Bumi dan intensitas aktivitas seismik.

Kaitan tersebut dipresentasikan dalam sebuah makalah oleh Roger Bilham dari University of Colorado dan Rebecca Bendick dari University of Montana pada pertemuan tahunan Geological Society of America pada 2017.

"Korelasi antara rotasi Bumi dan aktivitas gempa kuat, mengindikasikan terjadi peningkatan jumlah gempa bumi yang tahun depan (2018)," kata Bilham kepada Observer, seperti dikutip dari media Inggris, Express, Jumat (26/1/2018).

Dalam studi mereka ditemukan, ada sejumlah periode, masing-masing sekitar lima tahun, ketika rotasi bumi melambat, dalam kurun waktu 1,5 abad.

Para ilmuwan menemukan bahwa hal tersebut diikuti dengan periode peningkatan gempa.

Meski diperkirakan intensitas gempa bumi akan meningkat tahun ini, namun para ilmuwan tak tahu pasti di mana dan kapan lindu akan terjadi.

Sejauh ini, gempa 7,9 SR telah mengguncang Alaska, sementara lindu 7,6 SR terjadi di Honduras. Guncangan dengan kekuatan 7,1 juga terjadi di Peru. Dan, meski tak mencapai level 7 SR, gempa dengan kekuatan 6,1 SR yang berpusat di Lebak, Banten mampu mengguncang Jakarta. 

Menurut data 2017 World Risk Report, yang disusun oleh United Nations University for Environment and Human Security (UNU-EHS), dari 171 negara, Vanuatu yang terletak di Samudera Pasifik Selatan dinilai paling rawan bencana alam, dengan indeks risiko 36,45 persen

Sebaliknya, Qatar dinilai paling tidak berisiko dari bencana alam dengan angka 0,09 persen.

Laporan tersebut menghitung risiko masing-masing negara berdasarkan kemungkinan mengalami gempa bumi, badai, banjir, kekeringan dan kenaikan permukaan air laut.

2 dari 3 halaman

Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana

Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

1. Vanuatu - 36,45%

2. Tonga - 28,57%

3. Filipina - 26,69%

4. Guatemala - 20,46%

5. Bangladesh - 19,57%

6. Solomon Islands - 18,77%

7. Costa Rica - 17,16%

8. Cambodia - 16,92%

9. El Salvador - 16,74%

10. Timor Leste - 16,37

Bagaimana dengan Indonesia? Tanah Air berada di posisi 33 dengan indeks risiko bencana 10,49 persen.

3 dari 3 halaman

Daftar 10 Negara Paling Tak Berisiko Bencana

Kiribati (Wikipedia)

1. Qatar - 0, 09%

2. Malta - 0,61%

3. Saudi Arabia - 1,21%

4. Barbados - 1,21%

5. Grenada - 1,44%

6. Islandia - 1,54%

7. Kiribati - 1,76%

8. Bahrai - 1,77%

9. United Arab Emirates - 1,98%

10. Swedia - 2,19%

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya