OSO Ungkap Skenario Politik Bahayakan Hanura di Pemilu 2019

Oesman Sapta Oedang menyebut ada skenario politik yang akan membuat Partai Hanura tak lolos verifikasi Pemilu 2019.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 22 Jan 2018, 09:07 WIB
Ketum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang memberi keterangan usai rapat koordinasi DPD Partai Hanura se-Indonesia, Jakarta, Rabu (17/1). Rapat tersebut membahas kesiapan partai menghadapi verifikasi faktual KPU menuju Pemilu 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Oedang (OSO) menyebut ada skenario politik yang akan membuat Hanura tak lolos verifikasi Pemilu 2019. Bahkan orang-orang yang sengaja membuat Hanura tak ikut pemilu ini telah menyiapkan "kapal baru" untuk menampungnya.

"Bila tidak masuk verifikasi, orang-orang ini akan keluar dan bergabung dengan partai yang sudah dipersiapkan, ini berbahaya," tegas pria akrab disapa OSO di Hotel Manhattan, Jakarta Selatan, Minggu 21 Januari 2018 malam.

Ketua DPD RI ini meminta bagi para kader yang kedapatan "berbelok", agar segera kembali. "Kembalilah ke Partai Hanura, fitnah ini untuk menghancurkan partai," jelas dia.

Menurut Oesman Sapta, tidak ada kata terlambat. Ia senantiasa membuka lebar pintu maaf untuk mereka yang berseberangan.

"Banyak yang saya maafkan. Pada kembali. Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dari Sumatera juga, terus berdatangan. Karena apa? Karena mereka khawatir kalau ikut mereka (Kubu Sudding) justru mereka yang menghambat verifikasi," dia memungkasi.

2 dari 2 halaman

Klaim Punya Bukti Penyimpangan OSO

Sekjen Partai Hanura Sarifuddin Sudding (tengah) menghadiri Munaslub Partai Hanura di Jakarta, Kamis (18/1). Munaslub Hanura membahas pemberhentian Ketua Umum Oesman Sapta Odang dan pemillihan ketua umum yang baru. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Wakil Ketua DPP Partai Hanura Kubu Sarifuddin Sudding, Sudewo, mengklaim memiliki sejumlah bukti penyimpangan dana partai yang dilakukan Oesman Sapta.

"Sudah ada data, transfer kepada OSO Sekuritas semua sudah kami pegang," jelas Sudewo kepada wartawan di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (21/1/2018).

Ia menyebut mantan wakil bendahara umum partai, yakni Beny Prananto, memegang peran dalam proses pemindahan uang itu. Menurut Sudewo, Beny mendapat perintah langsung dari OSO.

"Pak Beny transfer, Pak Beny dulunya Wabendum dapat perintah dari Pak Oesman untuk mengambil (uang partai) dan memasukkannya (ke rekening OSO)," klaim Sudewo.

Ia mengatakan, bukti itu semakin memperkuat penjelasan Hanura kubu OSO yang membenarkan perpindahan dana partai ke OSO Sekuritas. Meski Kubu OSO mengklaimnya bentuk investasi, Sudewo menegaskan hal itu tidak ada dalam aturan partai.

"Jadi sana kan juga sudah mengaku bahwa itu dimasukkan OSO Sekuritas. Tapi satu hal, kami Hanura tidak ada kerja sama keuangan dengan OSO Sekuritas," dia menjelaskan.

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya