Referendum Rusuh, Laga Barcelona Vs Las Palmas Tanpa Penonton

Pemerintah Pusat menganggap referendum di Kota Barcelona ilegal.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 01 Okt 2017, 21:07 WIB
Polisi menghentikan masyarakat Barcelona yang hendak memberikan suara pada referendum kemerdekaan dari Spanyol, Minggu (1/10/2017). (AFP/Pau Barrena)

Liputan6.com, Barcelona - Sempat diliputi tanda tanya besar, Barcelona akhirnya tetap bertanding melawan Las Palmas di Camp Nou, Minggu (1/10/2017). Namun, laga berlangsung tanpa penonton. 

El Azulgrana sebelumnya meminta otoritas La Liga menunda partai karena kerusuhan pada referendum kemerdekaan Katalan. Dengan keputusan ini, Barcelona akan dianggap walkout (WO) dan kalah 0-3.  

Sebab, mereka mengambil keputusan tanpa rekomendasi kepolisian setempat. Meski terjadi kekerasan terhadap warga yang memberikan suara, Kepolisian Katalan merasa pertandingan tetap bisa digelar karena tidak mengancam keamanan. Berbeda dengan Federasi Sepak Bola Katalan yang membatalkan seluruh pertandingan di wilayah tersebut.

La Liga dan Federasi Sepak Bola Spanyol juga meminta pasukan Ernesto Valverde tetap bertanding. Di tengah ketidakpastian, Barcelona menutup pintu masuk Camp Nou bagi penonton. Hanya jurnalis yang boleh masuk.

Sekitar satu jam sebelum kick-off pukul 21.15 WIB, terkuak keberadaan pernyataan resmi dari kelompok suporter klub. Mereka mengancam akan masuk lapangan jika pertandingan tetap berlangsung.

Menyikapi kondisi ini, Barcelona akhirnya memutuskan bermain tanpa penonton. "Kami mengecam kekerasan yang terjadi di berbagai sudut Katalan dalam proses demokrasi mengemukakan pendapat," tulis keterangan resmi klub. "Melihat apa yang terjadi, kami memutuskan partai berlangsung tertutup, menyusul penolakan La Liga menunda pertandingan."

 

2 dari 2 halaman

Korban Berjatuhan:

Katalan menggelar referendum untuk menentukan apakah ingin memisahkan diri dengan Spanyol, Minggu (1/10/2017). Namun, Pemerintah Pusat menganggap pemungutan suara itu ilegal. Mereka menerjunkan ribuan polisi antihuru-hara ke Kota Barcelona untuk menggagalkan proses tersebut. 

Kerusuhan pun terjadi karena kepolisian pusat menggunakan kekerasan, termasuk terhadap perempuan dan anak-anak. Aparat juga menembakkan peluru karet. Laporan terakhir AFP menyatakan kerusuhan mengakibatkan 91 korban luka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya